Durham – Co-op Funeralcare, penyedia jasa pemakaman terbesar di Inggris, sejak pertengahan tahun 2023 kemarin menawarkan kremasi air sebagai alternatif cara pemakaman. Sesuai namanya, kremasi ini menggunakan media air sebagai sarananya.
“Kami akan memberi pilihan lain bagaimana mereka meninggalkan dunia karena proses alami ini menggunakan air, bukan api, sehingga lebih lembut bagi tubuh dan ramah lingkungan,” ujar Julian, seperti dilansir dari Euronews.
Secara teknis, kremasi air (aquamasi atau resomasi), menggunakan air untuk mengembalikan tubuh ke sisa kerangka. Jenazah ditempatkan dalam bejana baja berisi air dan larutan basa. Kemudian dipanaskan sehingga daging kembali ke komponen kimianya, yaitu asam amino, peptida, gula, dan garam. Setelah sekitar tiga sampai empat jam, hanya tulangnya yang tersisa. Tulang ini kemudian digiling menjadi bubuk putih, dimasukkan ke dalam guci, dan diberikan kepada keluarga.
Profesor Douglas Davies dari Departemen Teologi dan Agama di Universitas Durham mengatakan, sekitar 245 kilogram emisi karbon dihasilkan oleh satu kali kremasi tradisional. Ini setara dengan mengisi daya ponsel cerdas Anda lebih dari 29.000 kali. Penguburan secara tradisional juga mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Bahan kimia yang digunakan dalam proses pembalseman dapat bocor dan mencemari tanah dan saluran air di sekitarnya. Inggris sendiri bukan satu-satunya negara Eropa yang membuat gebrakan dalam kancah resomasi. Irlandia akan membuka fasilitas kremasi air pertamanya tahun ini.
Layanan ini sudah tersedia di Amerika Seerikat, Kanada, dan Afrika Selatan. Belgia dan Belanda termasuk di antara negara-negara Eropa lainnya yang ingin menerapkan resomasi, tetapi ada kendala peraturan yang harus diatasi terlebih dahulu.