Jakarta – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengeluh kesulitan mendapat suplai beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram.
Menurut Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey, kelangkaan beras premium di ritel-ritel modern disebabkan tingginya harga beras di produsen, sehingga banyak peritel memilih tidak memasok beras premium ke ritelnya.
“Peningkatan harga beras premium cukup signifikan, dari sekitar Rp13.000 per kilogram menjadi Rp16.000-Rp17.000 per kilogram,” ucap Roy.
Sementara itu berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin, harga beras melambung tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET).
Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp15.860 per kilogram, sementara HET beras tersebut berkisar Rp12.900-Rp14.800 per kilogram.
Di sejumlah pasar di Jakarta Selatan, harga beras jenis premium terpantau naik dan dijual di harga Rp 15.000/kg lebih. Menurut keterangan sejumlah pedagang, harga beras, khususnya jenis premium, melonjak tinggi selama dua minggu terakhir.
Dari penelusuran, di Pasar Kebayoran Lama, seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku menjual harga beras premium di angka Rp 15.600/kg. Dia mengatakan hanya menjual jenis beras ini saja dan tidak menjual beras SPHP.
Setali tiga uang, pedagang lain yakni mengaku juga menjual beras di kisaran harga tersebut. Dia menjelaskan, harga beras naik sejak dua minggu lalu.
“Kalau beras per-kilo untuk jenis IR 64 (premium) harganya 15.800/kg. Rata-rata pedagang sekarang di angka segini menjualnya. Di kampung saja sudah Rp 15 ribu apalagi di Jakarta” terangnya.
“IR 64 ini jenis Pulen. Sementara IR 42, jenis Pera, itu sekarang 15.700/kg. Buat jenis medium itu Rp 15.100/kg,” bebernya.