Jakarta – Calon Presiden RI Ganjar Pranowo bertemu dengan pengurus Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) untuk membahas dan mendengar masukan soal lingkungan, salah satunya adalah soal hilirisasi rempah.
Ganjar pun mengatakan perlu ada peninjauan kebijakan agar lebih sesuai dengan situasi masing-masing wilayah.
“Perlu ada reviu beberapa kebijakan dan masukan tadi diberikan kepada saya. Saya sampaikan perlu regulatory check box yang mesti bikin dengan kondisi daerah yang beragam, termasuk dari transportasi pulau-pulau kecil yang potensi alamnya nantinya dihilirisasi, ya, rempah-rempah ini,” kata Ganjar saat berkunjung ke Kantor WALHI, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (8/2) malam.
Dalam pertemuan tersebut, Ganjar mengemukakan bahwa hilirisasi rempah saat ini telah mendatangkan pemasukan sebesar Rp600 triliun.
Ganjar optimistis angka tersebut bisa terus naik, asalkan didukung oleh sumber daya manusia (SDM) dan dikelola dengan tepat.
“Ini yang paling luar biasa, Rp600 triliun setiap tahun, 10 persen yang masuk negara. Bayangkan kalau SDM kita siapkan dengan baik, dan itu kelola dengan baik, rasanya alamnya terjaga dengan baik, nilai tambahnya, ya, di masyarakat,” ujarnya.
Meski demikian, kata dia, saat ini terjadi adalah rempah-rempah di Indonesia diekspor dalam keadaan mentah ke berbagai negara seperti Singapura, Thailand, Bangladesh, India, Tiongkok, dan Malaysia.
Dikatakan oleh mantan Gubernur Jawa Tengah itu bahwa bahan mentah tersebut selanjutnya diolah dan dikemas ulang untuk diekspor.
Menurut Ganjar, jika Indonesia mampu mengelola rempah tersebut, kekayaan alam Indonesia bisa secara langsung dirasakan masyarakat.