Jakarta – Dunia sepak bola Tanah Air dihebohkan dengan terungkapnya kedok dokter gadungan bernama Elwizan Aminuddin. Berbekal ijzah palsu, ia pernah bekerja sebagai dokter tim untuk beberapa klub di Liga Indonesia seperti PSS Slema, Madura United, Bali United, dan Barito Putera. Bahkan pernah menjabat sebagai dokter timnas Indonesia U16 dan U19.Kepala Divisi Medical & Health APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) dr. Donny Kurniawan, Sp.KO. menyebut terbongkarnya kasus ini sekaligus membuka borok sistem administrasi di lingkungan olahraga. Ia menilai pemilihan dokter spesialis olahraga seharusnya dilakukan secara cermat, karena karena dokter spesialis olahraga yang terjun langsung sebagai dokter klub umumnya tidak memiliki surat izin praktik.
“Hal ini berkaitan dengan ketidakjelasan regulasi izin praktik medis di tim olahraga,” katanya seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (1/2).
Kondisi ini diperburuk dengan keengganan pihak klub melakukan pengecekan dokumen-dokumen administrasi. Bahkan, ada juga yang menjadikan dokumen administrasi sebagai formalitas saja.
Baca juga: Apa itu Anxiety
“Yang saya ketahui, tidak ada regulasi mengenai surat izin praktik dokter di klub olahraga. Klub hanya meminta ijazah dan surat tanda registrasi (STR) saja, yang mungkin keasliannya tidak dicek dahulu, demi kenyamanan pribadi,” katanya.
Ia tidak menampik banyak klub menganggap keberadaan dokter tim ini hanya sekadar pelengkap untuk memenuhi regulasi. Padahal keberadaan dokter tim sangat vital untuk menjamin keselamatan pemain. Agar kasus seperti inin tidak terulang, ia berharap pihak klub lebih selektif dalam mempekerjakan dokter tim. Salah satunya dengan hanya mempekerjakan dokter yang memiliki latar belakang dan rekam kerja yang jelas. Selain itu, klub juga bisa mengonfirmasi kepada lembaga yang bekerja mengenai kinerja dan kredibilitas sang dokter.