Jakarta – Kasus kecelakaan akibat rem truk atau bus mengalami blong masih banyak terjadi. Pada hari Jumat (26/1) sebuah truk crane menabrak rumah warga di Bumiayu, Jawa Tengah. Sopir dan kernet truk tewas dalam kejadian tersebut. Dua hari sebelumnya, sebuah truk Fudo di Simalungun, Sumatera Utara, mengalami rem blong. Kecelakaan tak terhindarkan dan mengakibatkan enam orang tewas di lokasi kejadian.
Menanggapi banyaknya kecelakaan yang diakibatkan rem blong, Senior Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Ahmad Wildan menyebut ada tiga jenis penyebab, yaitu backfeeding, tekor angin dan vapor lock.
– Backfeeding terjadi saat kampas rem pada sistem rem truk jenis hidraulic (hidraulis) mengalami panas berlebih. Ini bisa terjadi pada truk yang membawa beban terlalu berat atau pengereman pada kondisi tanjakan dan turunan.
– Tekor angin adalah kondisi kekurangan tekanan udara yang terjadi pada sistem rem jenis Air Over Hydraulic (AOH) dan full air brake yang membawa tangki udara. Bila tekanan udara di bawah 7 bar, yang berarti tekor angin, maka sopir tidak akan bisa menekan pedal rem.
– Vapor lock sebagai penyebab rem blong yang terjadi di sistem rem hidraulis dan AOH yang mengandalkan minyak rem (cairan rem). Kondisi ini terjadi akibat air masuk ke sistem rem yang semestinya vakum dan bekerja hidraulis.
Di samping ketiga hal itu, kecelakaan juga terjadi akibat kesalahan pengemudi itu sendiri (human error). Paling sering karena pengemudi yang tidak paham cara melewati jalan menurun.Ia melihat adanya kesamaan dari kasus-kasus rem blong. Misal terjadi di jalan menurun, kendaraan besar, pakai gigi tinggi di jalur menurun, engine brake dan exhaust brake tidak digunakan secara efektif, dan memakai rem utama (rem kaki).
“Terjadi kegagalan pengereman. Bisa karena kampas overheat, anginnya tekor, atau minyak remnya yang overheat akibat pengereman panjang dan berulang,” tambahnya.
Sayangnya, lanjut Wildan, hal-hal mendasar dalam mengemudi kendaraan besar tidak ada dalam materi SIM B1 dan B2. Seharusnya diberi pemahaman tentang tata cara melalui jalan menurun serta melaksanakan pre-trip inspection.
“Saya share berulang kali cara melakukan pre-trip inspection untuk memastikan sistem rem truk dan bus kondisinya baik atau enggak, namun jarang direspon, apalagi dibantu untuk menyosialisasikan hal ini ke pengemudi,” pungkasnya