Jakarta – Muhammad Aminullah, aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta, mengaku kecewa lantaran debat calon wakil presiden semalam (21/1) tidak menyinggung persoalan yang dihadapi warga di pesisir dan pulau-pulau kecil. Padahal ada banyak persoalan yang sedang dan akan dihadapi masyarakat di sana. Misalnya pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu, Jakarta, sedang menghadapi ancaman krisis iklim yang mempengaruhi keberlanjutan ekologis, kedaulatan pangan dan ketersediaan air bersih, serta keberlanjutan ekonomi masyarakat.
“Alternatif ekonomi yang digagas masyarakat melalui pengelolaan pariwisata berbasis komunitas di Kepulauan Seribu juga terancam,” ujarnya pada hari Senin (22/1).
Ia menjelaskan bahwa penguasaan pulau oleh korporasi pariwisata, reklamasi perluasan pulau tanpa izin, serta proyek strategis pariwisata nasional yang dicanangkan di kawasan Taman Nasional Bahari Kepulauan Seribu mengancam ruang hidup masyarakat pesisir. Pasalnya, mayoritas warga Kepulauan Seribu menggantungkan hidup sebagai nelayan dan pelaku pariwisata berbasis masyarakat.
“Sejak tahun 1960-an, Jakarta telah kehilangan enam pulau dan 23 pulau saat ini sedang dalam keadaan krisis,” lanjutnya.
WALHI berharap para calon presiden dan calon wakil presiden menyiapkan konsep pembangunan serta pemulihan ekologi holistik bagi warga di pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu paradigma pengelolaan sumber daya agraria harus mencakup wilayah perkotaan, pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil.
“Tidak menganggap wilayah perkotaan dan warta kota hanya sebatas objek akumulasi kapital dan mengesampingkan tata kelola kota yang adil dan berkelanjutan dengan memastikan keterlibatan seluruh masyarakat, termasuk kelompok rentan,” pungkasnya.