NTT – Beberapa hari ini frekuensi gempa Gunung Lewotobi laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penurunan. Meski situasi nampak membaik, Penyelidik Bumi Madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sofyan Primulyana tetap menghimbau masyarakat tidak menurunkan tingkat kewaspadaan. Tetap mengikuti semua arahan yang diberikan PVMBG serta pemerintah setempat.
“Bukan berarti dengan jumlah gempa yang sekarang menurun, artinya kondisinya menurun. Potensi ancamannya masih ada,” kata Sofyan di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Wulanggitang, pada hari Minggu (21/1).
Menurut catatan PVMBG, jumlah letusan pada tanggal 20 Januari 2024 berjumlah 16 kali. Menurun dari hari sebelumnya yang berjumlah 25 kali. Gempa low frequency juga mengalami penurunan dari 19 kali menjadi 18 kali. Namun begitu, pengamatan visual menunjukkan masih adanya guguran lava dan pergerakan aliran lava ke arah timur laut dengan lambat karena factor topografi mauoun tumpukan material vulkanik.
“Beberapa hari sebelumnya memang aktivitas vulkanik tinggi, kondisi topografi tajam, jadi cepat mengalir, dalam sehari bisa dua kilometer, tapi ke sini sudah melandai,” tambahnya.
Mencermati kondisi kegempaan dan visual terkini, tingkat aktivitas masih berada di level IV atau “Awas” dengan rekomendasi larangan beraktivitas pada radius lima kilometer. Pemantauan terus dilakukan untuk melihat sejauh mana potensi ancaman yang ada dikaitkan dengan kondisi kegempaan saat ini.
“Kami evaluasi ke arah sana, kalau misalkan fluktuasi ke depan potensi ancaman sama, maka kami akan evaluasi apakah turun zonanya atau bagaimana,” pungkasnya.