New Delhi – Layaknya menunggu antrean, atlet bulutangkis Indonesia saling menunggu gilirannya untuk menjadi tulang punggung. Sudah menjadi rahasia umum apabila performa atlet bulutangkis kita menurun. Dulu tidak perlu khawatir jika har Sabtu dan Minggu tidak ada tontonan di TV, karena pasti ada wakil Indonesia yang menuju ke babak semifinal atau final. Namun kini perlahan TV sudah diabaikan karena memang tidak ada wakil Indonesia yang melaju menjadi “sobat weekend”.
Setelah berlaga di Malaysia Open kini para atlet berkompetisi di India Open, tepatnya di K. D. Jadhav Indoor Hall, New Delhi. Turnamen ini merupakan laga yang tergolong bergengsi karena termasuk dalam Super 750. Pekan lalu di Axiata Arena Kuala Lumpur, Indonesia tidak membawa pulang piala, jangankan piala, wakil di semifinal saja nihil. Mimpi buruk itu diharapkan tak terulang lagi di India Open, namun ternyata sampai babak Quarter Final sisa dua wakil yang tersisa, ganda putra FajRi alias pasangan Fajar Alfian dan Rian Ardianto serta tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting.
“Sehat-sehat tulang punggung INA” “Jangan lupa pijit ya, biar punggungnya gak pegal”, guyon warga X di beberapa akun badminton lovers Indonesia. Realita keterpurukan badminton Indonesia ini justru dijadikan lelucon oleh ‘BL Ina” agar tidak terlalu terpikirkan keterpurukannya. Memang sangat sedih melihat kondisi Indonesia sekarang yang rasanya sangat sulit menembus pintu final. Namun kembali lagi sebagai penonton hanya bisa “bawa happy aja”.
Fajar/Rian dan Anthony Ginting jadi harapan Indonesia untuk membawa pulang piala pertama di tahun ini. Sebelumnya Indonesia mengirim 9 wakilnya untuk berlaga di India Open, namun hanya dua yang tersisa sampai QF. Sisanya harus menelan kekalahan pahit yang sebenarnya bisa dihindari. Seperti Jorji pada babak 16 besar yang terlalu banyak melakukan unforced error yang membuat wakil Singapore, Yeo Jia Min melenggang mulus ke perempatfinal. Juga dengan The Babbies yang dikalahkan oleh ganda Denmark yang ranknya terpaut dua kali lipat. Rank 11 dan rank 22, namun peringkat itu kini menjadi percuma karena semuanya turut mengalami penurunan.
Akhirnya, di babak perempat final Ginting takluk dari Lee Cheuk Yiu. Wakil dari Hong Kong ini harus ditakuti, karena head to head keduanya imbang 2-2. Lewat pertarungan tiga game, Ginting kalah 17-21, 21-18, 13-21.
Sedangkan Fajar/Rian harus melawan ganda putra yang sedang on fire, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae. FajRi tertinggal baik dari rank dan head to head-nya, maka pertandingan ini benar-benar menjadi tantangan terbesar.
Pulang dari India Open, para atlet akan pulang kampung ke Indonesia, dalam ajang Indonesia Master Super 500, 23-28 Januari 2024 di Istora Senayan. Jadi tuan rumah di tanah air sendiri, entah itu menjadi motivasi tersendiri atau justru menjadi bumerang bagi para atlet. Butuh bimbingan dan perhatian lebih bagi para atlet Indonesia agar bisa perlahan bangkit, kembali mengumpulkan pundi-pundi kemenangan seperti dahulu.