Jakarta – Presiden keenam sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara tentang pemilihan presiden 2024 terhadap geopolitik dan keamanan di Asia. SBY mengingatkan Presiden Indonesia selanjutnya harus pandai berdiplomasi agar keamanan di Asia terjaga.
“Secara pribadi saya berpendapat ada 3 pemilihan presiden di tahun 2024 ini yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia,” ujar SBY dalam cuitan di akun X miliknya, Minggu (7/1/2024).
Geopolitik dan keamanan yang dimaksud oleh SBY adalah ketegangan antara China dan Taiwan. Hal ini juga terkait dengan ketegangan antara China dan Amerika Serikat yang berkaitan dengan hubungan China-Taiwan yang memanas tahun-tahun terakhir ini.
SBY menjelaskan tiga Pilpres yang dimaksud salah satunya adalah Pilpres Taiwan. Menurutnya, ketegangan China dan Taiwan bisa memanas apabila presiden terpilih Taiwan merupakan sosok anti-China.
“Menarik untuk diikuti, pemilihan presiden di Taiwan pada Januari 2024 ini dan juga pemilihan presiden di Amerika Serikat pada November 2024 mendatang. Jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, ketegangan Tiongkok-Taiwan akan makin meningkat,” tuturnya.
Pilpres selanjutnya yang berpengaruh pada geopolitik di Asia adalah Pilpres 2024 di AS. Jika presiden terpilih di AS bergaris keras, maka akan ada goncangan geopolitik dan keamanan di Asia.
“Demikian juga jika Presiden Amerika Serikat pasca Pilpres 2024 juga sosok yang bergaris keras dan sangat anti ‘unifikasi Tiongkok-Taiwan’ yang makin diagendakan oleh pemimpin Tiongkok saat ini, maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia,” jelasnya.
Namun, lanjut SBY, jika Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat maka kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang.
Kemudian, SBY menyebut Pilpres 2024 yang berpengaruh terhadap keamanan Asia adalah Pilpres Indonesia. Pilpres Indonesia ini memiliki arti penting bagi kawasan Asia. Sebab, Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara.
“Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara di samping menjadi anggota G20. Karenanya, Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player,” tuturnya.
SBY mengatakan bahwa jika Presiden Indonesia terpilih akan memainkan peran politik luar negeri jika paham pentingnya stabilitas Asia. Menurut SBY, presiden terpilih bisa melakukan diplomasi cerdas untuk meredam gejolak di Asia.
“Jika presiden Indonesia mendatang sungguh memahami pentingnya menjaga stabilitas kawasan Asia (baik Asia Timur maupun Asia Tenggara), maka yang bersangkutan akan bisa memainkan politik luar negeri dan diplomasi yang cerdas (bisa dengan membangun kebersamaan negara-negara ASEAN) agar konflik apapun yang terjadi di Asia Timur dan tentunya Asia Tenggara dapat dicarikan solusi yang lebih ‘damai’,” ungkapnya.
Jika demikian, makan Asia bisa terhindar dari malapetaka yang merusak keamanan. “Sehingga tidak terjadi malapetaka di kawasan Asia bahkan di dunia, yang bakal memporak-porandakan perdamaian dan keamanan internasional,” lanjutnya.