Jakarta – Pasar modal Indonesia sepanjang 2023 menunjukkan kinerja yang positif di tengah ketidakpastian global. Hal ini tercermin dari sejumlah indikator, seperti stabilitas pasar, aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, dan jumlah investor ritel yang terus meningkat.
Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam sambutan di Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Jumat (29/12).
“Berkat sinergi, kolaborasi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, pada akhirnya kita mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut dan terus mengukir berbagai capaian positif di 2023,” kata Inarno dikutip Sabtu (30/12).
Per 28 Desember 2023, IHSG telah berada di posisi 7.303,89 poin atau berhasil tumbuh sebesar 6,62 persen secara year-to-date. Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 23,82 persen secara year-to-date, yaitu sebesar Rp11.762 triliun.
Inarno mengungkapkan bahwa per 28 Desember 2023, OJK telah merilis surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 211 penawaran umum dengan total emisi sebesar Rp247,06 triliun.
Dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan dan pengembangan pasar modal Indonesia, OJK telah menyiapkan beberapa program prioritas pada 2024. Pertama, tindak lanjut UU P2SK melalui penyusunan regulasi turunan termasuk implementasi perdagangan karbon dan penguatan landasan hukum terkait produk derivatif.
Kedua, peningkatan cakupan perlindungan Dana Perlindungan Pemodal (DPP) Reksa Dana dan Layanan Urun Dana (SCF), serta Revisi Peraturan OJK tentang SCF.
Selanjutnya ketiga, penyusunan ketentuan terkait pemberian insentif pada penawaran efek bersifat utang dan/atau sukuk berlandaskan keberlanjutan. Keempat, peningkatan kualitas pengelolaan investasi melalui pengaturan ranking atau rating reksa dana.
Program prioritas terakhir, revisi peraturan OJK terkait Transaksi Marjin dan Liquidity Provider untuk meningkatkan likuiditas transaksi.
“Berbagai program prioritas ini tentunya tidak dapat dicapai tanpa dukungan seluruh pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia. OJK mengimbau kepada seluruh stakeholders agar dapat terus menjaga sinergi yang baik guna mewujudkan pasar modal yang mampu mendorong perekonomian nasional untuk Indonesia Maju dan Pembangunan Berkelanjutan,” tutup Inarno