Jakarta – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid, menilai KPU perlu mengkaji ulang terkait adanya pertanyaan singkatan berbahasa Inggris. Sebab, menurutnya, ada ketidakadilan jika salah satu pasangan calon mengajukan singkatan asing.
“Mesti dipertanyakan ke KPU apakah istilah-istilah memang itu fair ya, karena itu penting sekali,” kata Arsjad di Jatisari, Karawang, Jawa Barat.
Arsjad pun meyakini KPU akan melakukan evaluasi terkait singkatan-singkatan asing yang digunakan saat debat. Sebab, kata dia, istilah atau singkatan asing dapat memiliki banyak makna.
“Kami percaya dari pengalaman yang ada UU, KPU mestinya juga bereaksi dan melihat bahwa ‘Oh karena istilah IPS saja bisa macam-macam, bisa ilmu pengetahuan sosial ataupun ilmu yang lain macam-macam’,”ujarnya.
“Jadi harapan saya KPU kan nggak buta untuk mendengar melihat. Jadi dengan harapan kemudiannya nanti ada, ini penyempurnaan dilakukan terus, kita percayakan pada KPU,” sambung dia.
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka sebelumnya bertanya kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin), tentang SGIE di debat cawapres 2024. Cak Imin lalu bertanya balik mengenai arti SGIE tersebut.
Gibran mulanya menyampaikan bahwa Cak Imin akan sangat mengerti mengenai permasalahan yang akan ditanyakan kepada dirinya. Dia bertanya kepada Cak Imin soal upaya menaikkan peringkat Indonesia di SGIE.
“Karena Gus Muhaimin ini adalah Ketua Umum dari PKB, saya yakin sekali Gus Muhaimin paham sekali ini untuk masalah ini,” kata Gibran.
“Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE? sambung Gibran.
Cak Imin sambil mencatat pertanyaan Gibran dan menanyakan ulang maksud dari pertanyaan tersebut. Gibran menegaskan pertanyaan yang dimaksud adalah SGIE.
Lalu tiba giliran Cak Imin untuk menjawab. Dalam pernyataan pembukanya, Cak Imin bertanya mengenai apa itu SGIE.
“Terus terang SGIE saya nggak paham, SGIE itu apa?” tanya Cak Imin.