Jakarta – 22 Juni memiliki signifikansi penting dalam sejarah Jakarta. Pada tanggal ini, bertepatan dengan peristiwa penaklukan Sunda Kelapa oleh Pangeran Fatahillah dan pasukannya pada 22 Juni 1527.
Peristiwa tersebut kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Kota Jakarta, seperti dikutip dari Kajian terhadap Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta oleh Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum.
Proses Penetapan Hari Ulang Tahun Jakarta
Pada 1956, Pemerintah Kota Jakarta di bawah pemerintahan Walikota Sudiro memutuskan 22 Juni sebagai hari jadi Jakarta. Sudiro memanggil ahli sejarah seperti Mohammad Yamin dan Profesor Sukanto, serta wartawan senior Sudarjo Tjokrosiswoyo untuk meneliti kapan Jakarta didirikan.
Sudiro sendiri yakin Jakarta berdiri pada 1527 oleh Fatahillah. Profesor Sukanto menyelesaikan penelitiannya dan menyerahkan manuskrip dalam bentuk buku berjudul “Dari Djakarta ke Djajakarta”. Akhirnya, 22 Juni 1527 disimpulkan sebagai hari yang paling dekat dengan kenyataan dibangunnya Kota Jayakarta oleh Fatahillah.
Lini Masa
Jakarta telah melewati sejarah panjang dan telah beberapa kali mengganti nama. Awalnya bernama Sunda Kelapa, kemudian menjadi Jayakarta, Batavia, dan akhirnya menjadi Jakarta.
Jakarta telah berkembang menjadi kota megapolitan dan salah satu terbesar di dunia pada abad ke-21.
Berikut adalah sejarah Jakarta dari masa kerajaan hingga masuk kota global:
Sunda Kalapa
Jakarta bermula dari pelabuhan kecil di estuari Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun lalu. Pelabuhan kecil tersebut bertransformasi menjadi pusat perdagangan global yang mempertemukan ragam bangsa di dunia.
Sejarah Jakarta telah tercatat oleh pengembara Eropa pada abad ke-16. Jakarta ketika itu bernama Kalapa yang menjadi pelabuhan utama kerajaan Sunda.
Jayakarta
Pada 22 Juni 1527, pelabuhan yang juga menjadi pusat perniagaan Portugis masa itu mendapat serangan dari Pangeran Fatahillah. Sejak penyerangan itu, Pangeran Fatahillah kemudian mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta.
Pada 22 Juni 1527 yang menandai momen penyerangan sekaligus perebutan kembali Jakarta itu hingga kini menjadi peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta.
Batavia
VOC Belanda tiba dan mengambil alih kekuasaan atas Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Nama Batavia ini tercetus dari nenek moyang bangsa Belanda, Batavieren. Kondisi geografis Batavia yang serupa dengan negara Belanda membuat pemerintah kolonial Belanda membangun kota dengan kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir.
DKI Jakarta
Pada 31 Agustus 1999, status Jakarta kemudian mengalami perubahan menjadi pemerintah provinsi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dengan status otonomi yang memiliki kota administrasi. Pada 30 Juli 2007, Melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta berganti nama menjadi DKI Jakarta serta mengukuhkan status sebagai daerah otonomi khusus ibukota.



