|

Ukraina – Dampak krisis politik yang berkepanjangan terhadap perekonomian Ukraina tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain harus segera memperbaiki infrastruktur yang rusak, pembayaran utang luar negeri untuk pembiayaan nasional serta setiap alutsista yang didatangkan membuat beban ekonomi Ukraina kian berat. Mencermati situasi tersebut, seorang pejabat Bank Dunia memperingatkan kebangkrutan Ukraina sudah di depan mata.

Satu-satunya cara meringankan situasi ini dengan berharap negara-negara barat mau merestrukturisasi utang Ukraina. Atau, opsi yang lebih baik adalah ada pemutihan (penghapusan) utang sama sekali.

“Jika pada tahun 2025, kreditur barat menolak untuk menghapus utang Ukraina, termasuk utang perusahaan swasta dan bank, negara itu bisa menghadapi kebangkrutan,” kata pejabat yang tidak ingin dipublikasikan namanya tersebut.

Pekan lalu pemerintah Ukraina baru saja menerima bantuan keuangan senilai US$1,5 miliar dari Bank Dunia. Perdana Menteri Ukraina, Denis Shmigal, memastikan dana itu akan dihabiskan untuk kebutuhan sosial, kemanusiaan, serta rekonstruksi. Namun dengan defisit anggaran yang mencapai sebesar US$43,9 miliar, jelas bantuan dengan nilai lebih besar akan sangat diperlukan.

Tahun lalu, mantan Perdana Menteri Ukraina Nikolay Azarov berpendapat bahwa tanda-tanda krisis ekonomi di Ukraina telah dimulai sejak lama. Kebangkrutan negara itu pun semakin hari kian jelas. Menurut Azarov, kebangkrutan Ukraina dimanifestasikan dalam ketidakmampuannya untuk mendanai anggarannya, karena hampir seluruhnya bergantung pada bantuan Barat.

Share.
Exit mobile version