Bekasi – Bullying is Killing, nasib buruk menimpa Fatir Arya, bocah berusia 12 tahun harus kehilangan nyawanya akibat perundungan di sekolahnya. Kejadian ini tentu menjadi berita duka yang sangat mengecewakan, sangat tidak masuk akal apabila membayangkan siswa SD harus meninggal akibat aksi bullying oleh teman sebayanya.
Tindakan yang Fatir rasakan adalah di-sliding teman sekolahnya, perundungan kali ini berupa kekerasan fisik yang memang sangat membahayakan. “Korban akan membeli makanan ke kantin sekolah. Sebelum sampai kantin sekolah, korban diduga dijegal oleh pelaku anak. Dijegal, ditackling, atau dislengkat,” ungkap Kasi Humas Polres Metro Bekasi, AKP Hotma Sitompul. Sampai saat ini kepolisian sudah melakukan pelimpahan tahap I berkas kepada Kejari Kabupaten Bekasi. Polisi sudah menyimpan nama pelaku dan bisa ditindak menurut hukum yang berlaku.
Akibat ‘slengkatan’ temannya, Fatir terpaksa diamputasi pada bagian kakinya. Diduga efek dari amputasi tersebut menyebabkan kanker tulang. Sebab, luka akibat penjegalan itu sama dengan titik terkenanya kanker tulang, benar-benar di titik yang sama. Itulah dugaan terbesar sampai saat ini, jadi bukan karena keturunan atau bawaan genetik lainnya.
Pada 7 Desember 2023, Fatir meninggal dunia di RS Hermina Bekasi, pukul 02.25 dini hari. Kini jenazahnya sudah dimakamkan di TPU Pendurenan. Doa yang terbaik selalu mengiringi kepergian Fatir.
Kejadian seperti ini semoga tidak akan terjadi lagi, jangan sampai bullying terus memakan korban. Sosialisasi dari sekolah dan keluarga harus terus digencarkan agar kesadaran anti bullying pada anak sekolahan terus tertanam. Butuh atensi khusus untuk penanganan kasus bullying ini, karena berdampak buruk bagi kesehatan mental dan kesehatan fisik, bahkan sampai kematian.
Turut berduka yang mendalam atas kepergian Fatir, bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Semoga dengan kejadian ini bisa menumbuhkan kesadaran bersama untuk menjauhkan diri dari bullying.