Jakarta – Daya beli masyarakat diakhir tahun 2023 ini dinilai cukup tertekan. Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, salah satu penyebabnya adalah laju dana pihak ketiga di perbankan atau tabungan simpanan yang sedang menunjukkan tren penurunan
“Jadi lajunya itu menurun, ini menggambarkan bahwa pendapatan masyarakat itu hanya sebagian kecil yang ditabung, sebagian besarnya dipakai untuk konsumsi,” ungkap Eko dalam siaran Market Review di IDX Channel, Senin (4/12).
Adapun ia melihat bahwa hal tersebut terjadi karena ada peningkatan pada harga barang-barang kebutuhan pokok yang membuat daya beli masyarakat mengalami tekanan.
“Karena tentu saja saat harga bahan kebutuhan pokok naik, masyarakat enggan mengeluarkan dana untuk hal yang tidak terlalu penting dan memilih untuk menyimpannya untuk kebutuhan pokok,” ujarnya.
Eko juga menambahkan, walaupun ada sedikit penurunan dari harga BBM non subsidi, kemudian beberapa tarif tidak mengalami penyesuaian.
Namun, dari sisi masih tingginya inflasi pangan dengan beberapa komoditas menjadikan daya beli masyarakat mengalami tekanan.
“Jadi tekanan ini memang bersumber dari yang kita kenal dengan voletile food, bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat secara umum secara banyak,” tutupnya