Jakarta – PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (30/11) lalu. Harga IPO AYAM adalah sebesar Rp 100 per saham. Dengan begitu, AYAM mengantongi dana segar sekitar Rp 80 miliar.
Rencananya, dana hasil IPO tersebut akan digunakan sekitar Rp 40,63 miliar untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lalu, sebesar Rp 15,52 miliar akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Tuksono, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta dan pembangunan fasilitas Hatchery.
Sementara itu sisa Rp 11,53 miliar akan digunakan untuk Pelunasan seluruh utang kepada PT Janu Putra Abadi (JPA) selaku entitas asosiasi perseroan. Sisanya, akan digunakan untuk modal kerjak namun tidak terbatas untuk pembelian parent stock day-old-chicks.
Untuk diketahui, Janu Putra Sejahtera adalah perusahaan yang memiliki kegiatan usaha utama dan bergerak di bidang peternakan ayam dan rumah potong ayam.
Selain itu, perseroan juga akan membangun fasilitas ayam petelur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Untuk membangun fasilitas tersebut, perseroan telah memiliki tanah seluas 2 hektare.
Direktur AYAM, Fadhl Muhammad Firdaus mengungkapkan bahwa fasilitas ayam petelur di IKN ditargetkan akan beroperasi pada 2026 mendatang untuk memasok kebutuhan telur di IKN.
Adapun, pembangunan fasilitas ayam petelur ini membutuhkan dana sebesar Rp20 miliar.
“Jadi kami adakan produksi telur sekitar hampir 200.000 ekor ayam petelur. Kami akan mulai produksi di tahun 2026, atau paling lambat 2027,” kata Fadhl dikutip, Minggu (3/12).