Tondano – Kesolidan partai-partai pengusung pasangan calon (Paslon) Ganjar Pranowo – Prof Mahfud MD di Sulawesi Utara (Sulut) jelang pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legeslatif (Pileg) 2024 semakin terus terjaga.
PDI Perjuangan selaku motor koalisi bahkan siap menjadikan Sulut sebagai “kandang” Ganjar-Mahfud setelah sebelumnya dikenal sebagai basis PDI Perjuangan dan Jokowi.
Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Sadarestuwati yang membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDI Perjuangan Sulut di Tondano, Minahasa, Sabtu (2/12) mengaku pengurus dan kader “banteng” di seluruh tanah air khususnya Sulut tengah bergairah tinggi memenangkan Pilpres dan Pileg.
“Jangan percaya dengan orkestrasi permainan survei yang dilakukan paslon lain dengan menggelorakan kemenangan satu putaran dengan selisih margin yang jauh. Biarkan mereka terbuai dengan hasil survei yang dibuat sendiri, yang dikarang sendiri seenaknya. Bagi kader PDI Perjuangan turun menemui warga dari pintu ke pintu untuk merebut hati rakyat jauh efektif ketimbang menyuarakan kebohongan hasil survei,” jelas Sadarestuwati yang juga anggota Komisi V DPR -RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur 8 itu.
Sementara Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut Prof. DR (HC) Olly Dondokambey menyerukan kepada seluruh kader dan simpatisan PDI Perjuangan yang hadir dari seluruh Sulawesi Utara untuk bersama partai-partai pengusung Ganjar-Mahmud untuk “gass pol” menang di Pilpres 2024.
“Target pengurus DPD PDI Perjuangan bisa menambah jumlah kursi dari 18 menjadi 25 di DPRD Sulut, dan menambah keterwakilan PDI Perjuangan menjadi 4 di DPR-RI. Dan terakhir Ganjar Mahmud harus menang besar di Sulut,” tutur Olly yang juga Gubernur Sulut sekaligus Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan.
Senada dengan Olly, Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi yang menjadi pembicara di Rakerda PDI Perjuangan Sulut meminta kepada para kepala daerah, anggota DPRD yang berasal dari provinsi, kota dan kabupaten serta para calon legislatif (caleg) yang menjadi peserta Rakerda untuk mencermati dinamika generasi Z dan milienial.
“Dari 1.969.603 pemilih yang terdata di daftar pemilih tetap di Komisi Pemilihan Umum Sulut, lebih dari 52 persen adalah Gen Z dan milenial. Pertarungan perebutan suara lebih banyak di ceruk pemilih pemula. Mereka harus diberi literasi politik yang mudah dicerna bahwa memilih pemimpin itu harus paham dengan rekam jejaknya. Kita pilih presiden dan wakil presiden yang berkarakter kerakyatan, Pilpres bukan ajang memilih bayi sehat,” tandas Ari Junaedi yang juga tim Narasi dan Konten Tim Pemenangan (TPN) Ganjar-Mahfud