Bogor – Presiden Joko Widodo pada Selasa (28/11) melakukan rapat internal dengan beberapa menteri di Istana Bogor. Dari pantauan di lapangan, menteri yang hadir adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Prabowo, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa agenda rapat tersebut terkait anggaran belanja alusista dari pinjaman luar negeri. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah situasi geopolitik dan geosecurity terkini, serta kondisi alutsista yang dimiliki Indonesia. Setelah melalui pembahasan, akhirnya disepakati anggaran tersebut dinaikkan. Dari yang semula US$207 milyar menjadi US$25 milyar. Adapun dana penambahan tersebut nantinya akan berasal dari pinjaman luar negeri.
“Kemenhan menganggap kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity dan di sisi lain masih sesuai dengan rencana kita dari sisi perancanaan penganggaran jangka panjang,” katanya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan (29/11).
Meski mengalami kenaikan, penambahan alokasi anggaran ini masih sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) sektor pertahanan hingga 2034. Dimana belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sesuai 3 rencana strategis (Renstra) hingga 2034 mencapai US$ 55 miliar.
Sebagai informasi, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri pemerintah Indonesia pada akhir triwulan III 2023 sebesar US$188,3 miliar. Turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar US$192,5 miliar. Rasionya dibanding Produk Domestik Bruto (PDB) menurun jadi 28,9%. Jauh di bawah peraturan perundang-undangan Keuangan Negara yang menetapkan batas ambang rasio utang terhadap PDB sebesar 60%.