Jakarta – November jelang Desember sudah menjadi langganan musim hujan, tak terkecuali di ibu kota Jakarta. Sudah beberapa hari terakhir Jakarta kerap diguyur hujan terutama di sore ke malam hari. Lantas bagaimana realita yang tergambarkan di kala hujan mengguyur kota Jakarta saat jam sibuk?
Rata-rata jam pulang kerja pekerja di Jakarta sekitar pukul 18.00 – 19.30, juga satu jam sebelum dan setelah jam sibuk itu. Biasa kita kenal dengan istilah rush hour, selain sore hari pulang kantor, juga ada rush hour di pagi hari yaitu ketika jam berangkat ke kantor. Kondisi rush hour di Jakarta sangatlah hectic, ramai, semua orang berjuang untuk bisa sampai kantor tepat waktu. Jalanan macet, transportasi umum penuh, trotoar pinggir perkantoran ramai. Itulah kenyataan yang terus menerus terjadi di Jakarta. Terkadang senang melihatnya, karena menandakan produktivitas yang tinggi terus diciptakan warga Jakarta, yang nantinya akan meningkatkan penghasilan negara.
Rush hour selalu terlihat baik-baik saja, warga Jakarta para pejuang rupiah sudah sangat terbiasa menjalani kehidupan seperti ini. Namun ini semua tidak berlaku jika hujan melanda. Hujan saat rush hour baik pagi maupun malam, bagaikan musuh bagi semua pekerja. Tak hanya musuh bagi pekerja yang menggunakan transportasi umum namun juga yang menggunakan transportasi pribadi. Kondisi jalanan yang macet bahkan banjir harus siap dihadang. Belum juga tambahan ongkos bensin karena pemakaiannya akan boros.
November Rain
Hujan turun di daerah SCBD, Jakarta Selatan, tepatnya pada 24 November 2023, memaksa para pekerja untuk menunda kepulangannya. Hujan awet dari sore hingga malam membuat perasaan lelah habis bekerja semakin bertambah. Tidak hanya para pekerja kantoran yang merasakan akibatnya, ojek online-pun merasa hal yang sama. Terlihat banyak sekali ojek online yang berteduh di gedung-gedung sekitar SCBD, berharap hujan berhenti dan para pekerja kembali memesan jasa mereka.
“Cuman bisa nunggu reda aja ini, orderan seret, kita juga gamau keujanan udah malem begini mbak”, ungkap Slamet salah satu driver ojol ketika sedang berteduh. Menjadi sebuah pemandangan yang jarang melihat driver ojol “ngaso” di trotoar SCBD, namun perlahan menjadi familiar karena musim hujan melanda. Cukup banyak ojek online yang dirugikan dengan kondisi hujan ini, semuanya menjadi serba salah. Ingin narik takut sakit, tapi orderan juga jarang. Ingin berteduh namun butuh pemasukan sebelum pulang ke rumah.
Kondisi jalanan-pun sangatlah macet, bahkan di lobby perkantoran dipadati oleh mobil-mobil yang menunggu giliran menjemput. Inilah realita yang sebenarnya terjadi jikalau hujan melanda ibukota. Tidak ada solusi yang bisa meredakan hal ini, namun yang bisa dilakukan adalah tentu sedia payung sebelum hujan, walau menambahkan beban bawaan, namun sudah saatnya menjadikan payung sebagai kawan. Selain payung perlengkapan jas hujan bahkan pelindung tas anti air juga perlu disiapkan.
Pantau selalu perkiraan cuaca sebelum pulang di jam sibuk, pertimbangkan banyak hal agar ketika sampai di rumah badan tetap kering dan kesehatan terjamin. Tak lupa pula penting untuk menjaga kesehatan saat musim hujan seperti ini. Selain pekerjaan yang menumpuk asupan vitamin juga harus siap memupuk tubuh, agar selalu fit dan tidak mudah sakit. Siapkan pula mental yang tangguh untuk menghadapi Jakarta ketika hujan dan di waktu sibuk.
November segera berlalu, tapi hujan di kota-kota besar masih akan terus menyapa hingga Februari 2024 dan beberapa saat sesudahnya. Kencangkan kewaspadaan diri jaga keehatan. Sekencang teriakan Axl Rosenya Guns N’ Roses dalam ‘November Rain’.
“When I look into your eyes
I can see a love restrained
But darlin’ when I hold you
Don’t you know I feel the same?
Nothin’ lasts forever
And we both know hearts can change
And it’s hard to hold a candle
In the cold November rain…”
*) Maria Fiorenza Ardhani, mahasiswi dan pekerja industri kreatif di Jakarta