Jakarta – Jelang dimulainya musim kampanye Pemilu 2024, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengajak masyarakat untuk mengawasi kerja-kerja lembaga penyelenggara Pemilu, Bawaslu dan KPU untuk tidak memberi keistimewaan pada paslon tertentu.
“Maka yang harus didorong adalah Bawaslu, harus memainkan peranan untuk menjalankan tugas, mengawasi agar tidak terjadi penyimpangan dan tidak terjadi memberi keistimewaan kepada calon tertentu atau membiarkan pelanggaran itu terjadi,” ujar Romo Benny,di Jakarta, Senin, 27 November 2023.
Pemilu yang jujur dan adil, hanya mungkin terjadi kalau kita bersama-sama mengawasi jalannya pemilu yang jurdil dan transparan dengan mengawasi penyelenggaranya agar bertindak netral dan tidak berpihak.
“Maka Bawaslu harus berperan secara aktif, kalau Bawaslu tidak aktif, maka masyarakat harus mengingatkan, menegur, mengkritik, bahkan bisa masyarakat bisa memberikan mosi tidak percaya kepada Bawaslu jika dinilai tidak menjalankan tugasnya dengan baik,” imbuh Romo Benny.
Tugas pengawasan berlapis, oleh Bawaslu itu sendiri selaku penyelenggara maupun masyarakat sipil, harus dilakukan demi keadaban bangsa dan terciptanya sebuah pemerintahan yang memiliki trust di mata publik.
“Kalau Pemilu tahun ini dipenuhi dengan kecurangan, ketidakbahagian publik, dan Pemilu itu penuh dengan cacat, maka jalannya pemerintahan akan ya iya. Makanya jangan kita mempermainkan Pemilu dengan menggunakan cara-cara yang penuh manipulatif,” jelas Romo Benny.
Jika semua pihak berkomitmen untuk menjaga jalannya Pemilu yang Luber-Jurdil, netralitas bukan sekedar jargon, maka pemilihan umum 2024 nanti dapat menjadi pesta demokrasi yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan.
Romo Benny, yang juga rohaniawan Katolik ini menambahkan, peran masyarakat di sini termasuk tokoh agama sangat penting dalam mengawasi jalannya Pemilu yang luber dan berkeadilan.
“Peranan tokoh agama memberikan kesejukan, pendidikan politik, dan paling penting bagaimana tokoh agama memberikan kesejukan dan tidak memprovokasi, tetapi memberikan kecerahan, agar pemilu berjalan adil dan damai. Kita bersama-sama mengawalnya,“ ungkap Romo Benny.
Sementara itu, Ketua PBNU KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) berharap para penyelenggara Pemilu mengedepankan kejujuran dalam menjalankan tugas.
“Ya kita sangat berharap dan mengimbau bahwasanya kejujuran itu modal utama. Kunci keselamatan itu kejujuran. Makanya kita berharap semuanya mengutamakan kejujuran, hati nurani, agar terpilih pemimpin yang kredibel,” terangnya.
Jaga Legitimasi Pemilu
Menurutnya, ketika proses pemilihan pemimpin melanggar aturan dan tidak sesuai asas luber jurdil, maka akan menghasilkan pemimpin yang kurang terlegitimasi.
“Kalau prosesnya ada yang tidak benar itu kan kurang legitimate di masyarakat. Oleh karena itu kita berharap penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu, semua yang terlibat mari bersama-sama menjalankan amanah,” tandasnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pemilihan umum. Menurutnya, jika masyarakat abai terhadap pemilu, maka justru mereka yang merugi karena mendapat pemimpin dan pemerintahan yang kurang kredibel dan terlegitimasi.
“Semua harus terlibat. Justru kalau kita aktif ikut mengawasi, mengawal proses ini, ya kita akan rugi lima tahun,” tegasnya.
Ia juga meminta agar publik tidak pesimistis di tengah isu kecurangan dan ketidaknetralan Pemilu 2024. “Justru kita harus, ini kewajiban, untuk ikut dalam mengawasi. Jangan pesimistis, kita masih yakin masih banyak orang yang punya hati nurani,” tegasnya.