Bogor – Rektor Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arif Satria menyambut baik berbagai kebijakan ekonomi yang digulirkan pemerintah. Salah satunya terkait hilirisasi yang terbukti mampu meningkatkan penghasilan negara secara signifikan. Meski begitu, ada hal-hal yang perlu dikoreksi supaya terjadi keseimbangan. Salah satunya menciptakan industrialisasi atau proses modernisasi ekonomi yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia.
“Indonesia jangan hanya menjadi tempat pabrik yang tidak berkaitan dengan masyarakat. Kalau industri dibangun tanpa masyarakat, maka yang terjadi adalah ketimpangan. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Indonesia jangan sampai menjadi tempat pabrik tanpa ada strategi yang berkualitas,”kata Arif saat menghadiri Reuni Akbar 60 Tahun IPB University di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat (25/11).
Ia juga menyinggung soal potensi agromaritim (perikanan dan pertanian) yang kurang begitu diperhatikan pemerintah. Terkesan dianaktirikan. Padahal agromaritim menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh positif saat krisis 1997, 2009, dan pandemic Covid-19. Maka ia meminta pemerintah memasukkan agromaritim dalam Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang sedang dibahas DPR RI.
“Jadi jangan cuma pas krisis saja dielu-elukan, disanjung, eh, tapi, setelah itu diabaikan,” tambahnya.
Gagasan mengenai argomaritim telah dibukukan dalam Buku Putih oleh para alumni dan dosen IPB. Buku tersebut akan diluncurkan pada tanggal 26 November 2023 bersamaan dengan penutupan acara reuni.
“Kami mendorong hilirisasi dilakukan di semua sektor terutama agro maritim, (sektor) ini akan menjadi kekuatan kita di masa depan,” pungkasnya.