Jakarta – Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Aris Setiawan Yodi menyampaikan, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar-Mahfud berkomitmen untuk sejahterakan guru sebagai pilar utama pembentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul. Jika terpilih, Ganjar-Mahfud berjanji akan mengangkat guru honorer, guru PPPK, dan guru swasta menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Gaji guru juga akan ditingkatkan hingga Rp 30 juta per bulan.
“Dalam dokumen visi-misi Ganjar Mahfud, jelas tertulis bahwa guru dan dosen harus sejahtera, berkualitas dan kompeten agar sejajar dengan negara maju. Pendapatan guru dan dosen harus meningkat dan sejahtera melalui penyempurnaan sertifikasi guru dan dosen secara lebih sederhana,” ujar Aris dalam keterangan persnya, Sabtu (25/11/2023).
Menurut Aris, komitmen Ganjar-Mahfud sejahterakan guru tidak lepas dari pengalaman hidup Ganjar-Mahfud yang terlahir dari keluarga sederhana, namun dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya melalui pendidikan. Bagi Ganjar-Mahfud, guru merupakan penjaga masa depan anak-anak muda Indonesia, yang otomatis menjadi penjaga masa depan negeri.
“Pak Ganjar dan Pak Mahfud sadar betul bahwa jika Indonesia ingin setara dengan negara-negara maju, maka SDM nya harus unggul terlebih dahulu. Dengan demikian, dunia pendidikan harus jadi fokus utama. Tentunya, pendidikan tidak akan berjalan maksimal kalau guru dan dosennya belum sejahtera dan digaji layak,” kata Aris.
“Jika terpilih, Mas Ganjar dan Pak Mahfud berjanji akan mengangkat semua guru baik yang saat ini statusnya honorer, PPPK, bahkan guru swasta menjadi ASN. Tidak sampai di situ, gaji guru juga akan ditingkatkan. Guru yang baru berkarir akan digaji sekitar Rp 10 juta / bulan, dan guru yang sudah beberapa tahun berkarir dan berkompetensi standarnya akan digaji Rp 30 juta / bulan,” lanjut Aris.
Aris menilai, rencana itu merupakan langkah konkret jika ingin menyetarakan kualitas SDM Indonesia dengan negara maju. Jika dibandingkan dengan negara maju, gaji guru di Indonesia sangat jauh tertinggal. Menurut data goodstats.id dan Organization of Economic Co-operation and Development (OECD), rata-rata gaji guru di Australia Rp 85 juta / bulan, Korea Selatan Rp 75 juta / bulan, Selandia Baru Rp 67 juta / bulan, dan Jepang Rp 61 juta / bulan. Adapun, di Indonesia hanya Rp 3,3 juta / bulan.
“Alokasi 20% APBN untuk sektor pendidikan di Indonesia itu salah satu yang tertinggi di dunia, tetapi sangat ironis kalau melihat gaji guru di Indonesia justru menjadi salah satu yang terendah di dunia. Tidak ada negara maju yang tidak maju pendidikannya. Pendidikan tidak akan maju jika gurunya tidak sejahtera, jika gurunya masih mikir cicilan saat mengajar,” ujar Aris.
Aris menyampaikan, Ganjar telah berhasil memberikan bukti bahwa ia dapat membantu mensejahterakan guru. Saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ia mengeluarkan Pergub No. 7/2020 yang mengatur bahwa upah guru honorer harus setara dengan Upah Minimum Kabupaten / Kota di Jawa Tengah. Ganjar saat itu sangat prihatin ketika mengetahui masih banyak guru yang dibayar dengan tidak layak.
“Janji Pak Ganjar dan Pak Mahfud untuk sejahterakan guru dan dosen ini sejalan dengan misi gratiskan sekolah bagi seluruh rakyat Indonesia dari SD-SMA/SMK (wajib belajar 12 tahun). Karena hanya dengan memastikan pembangunan di bidang pendidikan, maka bonus demografi Indonesia bisa dimanfaatkan dengan baik,” tutur Aris.