Gresik – Kerusuhan antara suporter dan pihak keamanan pecah usai laga putaran kedua Liga 2 2023-2024 antara Gresik United vs Deltras FC. Gresik United tumbang 1-2 di tangan Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudro, Minggu (19/11/2023) sore.
Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro menyampaikan keprihatinan dengan kejadian ini. pertama ini membuktikan PSSI tidak melakukan edukasi terhadap suporter, maupun aparat keamanan yang bertugas dalam sebuah pertandingan. Pembentukan presidium suporter hanya bersifat pencitraan dan tidak menyentuh masalah sesungguhnya terutama suporter di akar rumput.
“Edukasi terhadap suporter ini sangat penting dan harusnya menjadi langkah konkret yang dilakukan baik oleh PSSI ataupun Menpora. Karena kita sudah ada Undang-undang keolahragaan yang di dalamnya sudah mengatur suporter namun hingga saat ini belum ada aturan turunan yang bisa memaksa seluruh stake holder melakukan edukasi hingga ke akar rumput,” kata Indro.
Ia menambahkan, dengan adanya edukasi diharapkan seluruh suporter bisa menjauhkan tindakan kekerasan dan menerima hasil pertandingan, dan kalau ada hal-hal yang mencurigakan bisa dilakukan lewat cara yang baik dan benar.
Edukasi tersebut juga harus dilakukan kepada stake holder lain seperti aparat keamanan yang bertugas dalam pertandingan sesuai dengan standar FIFA sehingga diharapkan tidak melakukan hal-hal seperti penembakan gas air mata dan kekerasan lain yang mungkin memacu tindakan kekerasan lain dan juga mungkin menyebabkan jatuhnya korban seperti Tragedi Kanjuruhan.
“Jika ini tidak bisa dilakukan, baik oleh PSSI maupun Kemenpora, lebih baik liga dihentikan terlebih dahulu agar kita bisa fokus untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia ke depannya. Apalagi ini terjadi saat Piala Dunia 17 masih berlangsung dimana mata penggemar sepak bola dunia sedang menuju ke tanah air,” tukasnya.