Wonosobo – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi meresmikan kompleks Djoglo Soekarno di Desa Talunombo, Wonosobo, Jawa Tengah, pada Sabtu, (18/11). Kompleks yang berdiri di atas tanah seluas 2,6 hektar ini berisi joglo utama berukuran 10×11 meter, lima unit gazebo, serta patung Ir. Soekarno. Nantinya joglo utama akan difungsikan sebagai pusat penelitian dan kegiatan masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya saat peresmian, Yudian mengatakan bahwa pemerintah menginginkan setiap kegiatan usaha – baik usaha kecil, menengah, maupun besar – dapat meningkatkan kesejahteraan, mengentaskan kemiskinan, serta memberi lapangan kerja guna mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Melihat konteks Indonesia, sistem ekonomi Pancasila merupakan pilihan terbaik. Pasalnya sistem ekonomi ini menjamin setiap kegiatan ekonomi masyarakat, berlandaskan pada azas kekeluargaan dan gotong-royong yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat di bawah kepemimpinan dan pengawasan langsung pemerintah.
“Kami ingin ekonomi dan budaya memegang peranan penting dalam terwujudnya aktualisasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Tentu, azas kekeluargaan dan gotong-royong yang setiap hari kita jalankan harus terus menjadi budaya kita dalam menghadapi setiap tantangan,” tegasnya.
Badarudin, Kepala Desa Talunombo, mengatakan bahwa pembangunan kompleks Djoglo Soekarno dilakukan sebagai wujud kecintaan serta ucapan terima kasih kepada Sang Proklamator. “Berkat jasa Ir. Sukarno saat ini kami bisa menikmati kemerdekaan,” katanya.
Diharapkan dengan adanya kompleks ini, desa Talunombo bisa menjadi Desa Pelopor Pendidikan Ideologi Pancasila sekaligus tempat pembelajaran sejarah bagi generasi muda.