Jakarta – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang juga pakar telematika Roy Suryo, ikut menanggapi ihwal tudingan ijazah palsu cawapres nomor urut 02 sekaligus Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Roy Suryo mengungkapkan dua hal yang janggal. Pertama, dia membaca dari situs media daring yang berkebalikan dengan narasi mayoritas, salah seorang warganet mengunggah data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang mengunggah bukti Gibran memang telah lulus S1.
Pasalnya, Gibran menyelesaikan program S1 di program studi Marketing, University of Bradford, Inggris. Sementara yang memicu isu ijazah palsu adalah program Insearch UTS, Australia.
“Ini LUCU lagi Di Pikiran Rakyat pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01? “katanya” Netizen ngecheck ke Situs Kemendikbudristek (?) si GRR lulusan Univ of Bradford Inggris, Prodi Marketing / B.Sc. Padahal di Wikipedia ditulis B.com. Seperti Drs tapi Ir ? AMBYAR,” cuit Roy Suryo di akun X pribadinya @KRMTRoySuryo.
Menurut Roy, ijazah Gibran yang beredar luas di media sosial dari University of Bradford Inggris dengan program studi Marketing bergelar B.Sc (Bachelor of Science). Sementara itu, gelar Gibran yang tertulis di Wikipedia adalah B.com (Bachelor of Commerce). Roy menjelaskan, dua gelar yang tertera tersebut sangat berbeda.
“Ngerti bedane (bedanya) B.Com karo (sama) B.Sc ora (nggak)? Gek2 tiru sing rajelas (meniru-niru yang gak jelas) Drs Ir kae? (bedanya seperti Drs dan Ir?) AMBYAR,” ucapnya.
Roy Suryo memberikan saran agar kasus penggunaan ijazah palsu tak berkepanjangan.
Menurut Roy, baik Jokowi dan Gibran Jokowi , cukup mengunggah ijazahnya di media sosial agar tudingan miring itu terbantahkan.
“Uplod saja Ijazah-ijazah universitas ternama Singapore dan Australia tersebut.
Netizen sudah cerdas tahu itu kursus, diploma, strata-1,” kata Roy.
Sulusi ini, kata Roy, adalah solusi yang tidak membuat repot para penegak hukum. Apalagi, kasus tudingan ijazah palsu ini sampai dilakukan persidangan.
Hal ini dinilai terlalu berlebihan dan membuat negara repot.
“Solusinya simple. Agar Negara ini tidak usah repot- repot sampai ada sidang ijazah palsu seperti yang sedang berlangsung. Yakni Uplod saja,” ujarnya.
Sebelumnya, pegiat media sosial Dokter Tifa membeberkan kejanggalan ijazah yang dimiliki Gibran. Menurutnya, Gibran yang merupakan anak sulung Presiden Jokowi itu tidak kuliah di Australia, tapi hanya mengikuti kursus saja.
Kejanggalan dan tudingan itu disampaikan Dokter Tifa melalui Twitter atau X. Dia merespons tangkapan layar untuk berita yang telah tayang pada Oktober 2022 mengenai tuduhan ijazah palsu milik Gibran Rakabuming.
Melalui unggahan di X, Dokter Tifa membagikan tangkapan layar judul berita terkait tanggapan Gibran mengenai tudingan ijazah palsu Oktober 2022 lalu. Artikel yang dimaksud berjudul “Sindir Dokter Tifa Perihal Ijazah Palsu, Gibran: Coba Fotonya Dianalisa Siapa Tahu Hasil Editan.
“Dokter Tifa lalu mengamini ‘tantangan’ dari Gibran untuk mengulik kebenaran foto wisudanya di UTS. Dari pada fokus pada keaslian foto, ia lebih tertarik mengulik jenis pendidikan yang ditempuh Gibran di kampus bergengsi itu.
“Bran @gibran_tweet, ijazah kursusmu dari Insearch UTS mana coba tak lihat. Insearch setahuku artinya program atau kursus untuk persiapan masuk UTS,” tulis Dokter Tifa, Jumat, (17/11).
“Misalnya mengeluarkan ijazah, levelnya hanya D1 alias kursus. Jadi sebenarnya kamu itu di Australia kuliah apa cuma kursus tow?” katanya lagi.
Dokter Tifa menjelaskan lebih lanjut, menurut hasil pengamatan dan penelusurannya, program yang Gibran ambil itu setara Diploma Satu (D1) alias kelas vokasi yang paling singkat masa studinya.
“Saya disuruh @gibran_tweet analisa foto ini. OK. Insearch UTS, program persiapan masuk University Technology Sidney. Dia keluarkan sertifikat kursus atau ya setara D1 lah,” ujar Dokter Tifa.
“Artinya ‘wisudawan’ adalah penerima sertifikat kursus, bukan ijazah bachelor atau sarjana (S1) UTS,” sambungnya.