Banjarmasin – Mantan Ketua DPRD Kota Banjarmasin Ananda bersama Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin atau yang akrab disapaan Bang Dhin saling berdiskusi terkait pembangunan jelang 500 tahun Kota banjarmasin.
“Banjarmasin sebagai kota tertua di Kalsel atau provinsi yang kini terdiri atas 13 kabupaten/kota itu akan genap berusia 500 tahun atau lima abad pada 2026,” ujar Bang Dhin dalam keterangannya, Selasa (14/11).
Berbagai peristiwa sejarah dan capaian pembangunan telah masyarakat rasakan dari masa ke masa hingga saat ini.
Banjarmasin dengan segala potensi yang ada menjadikan kota ini berkembang menjadi kawasan ekonomi serta pengembangan perdagangan dan jasa yang strategis secara regional di wilayah Kalsel khusus yang bisa berimbas ke daerah/provinsi tetangga.
Hal itulah yang kemudian menjadi bahasan diskusi Ananda bersama Bang Dhin yang merupakan tokoh sekaligus politikus muda dari Kalsel.
Menurut Ananda, Kota Banjarmasin tengah bertransformasi menjadi kota modern sehingga rencana strategis dan segala aspek pembangunannya perlu untuk dilakukan optimalisasi dan percepatan pembangunan.
”Pembangunan Kota Banjarmasin sudah bagus, apa yang baik dan yang sudah ada harus di optimalkan. Salah satu yang penting untuk dilakukan yakni akselerasi atau percepatan” tutur perempuan yang menyandang gelar dokter tersebut.
Senada dengan Nanda, menurut Bang Dhin, pembangunan Kota Banjarmasin perlu mendapat perhatian dari dua aspek yaitu perkembangan secara kuantitas dan kualitas.
”Pembangunan Kota Banjarmasin harus memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya, disamping itu kualitas pembangunan juga harus memperhatian dimensi sosial kebudayaan, dampak ekologis, dan nilai tambah terhadap sisi ekonomi,” ucap Bang Dhin.
Dengan Luas wilayah 98,46 kilometer persegi dan jumlah penduduk: 662,32 ribu jiwa, Kota Banjarmasin dengan julukan seribu sungai ini dilewati oleh beberapa aliran sungai seperti Sungai Barito, Sungai Alalak dan Sungai Martapura. Sungai Martapura merupakan sungai terpanjang yang melintasi Kota Banjarmasin dengan panjang 25.066 meter.
Kendati demikian, masalah sampah masih menghantui Kota Banjarmasin. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin mencatat pada Februari lalu melalui program Germas 100.000 B’Babasah meraka membersihkan kolong rumah (babarasih barumahan) sampah dengan target 100 ribu rumah di Kota Banjarmasin pada 2023.
Hasilnya, DLH Banjarmasin membersihkan rata-rata dua karung sampah di setiap kolong rumah warga. Gerakan ini bermula terjadinya banjir besar pada awal 2021 di Kota Banjarmasin.
Sementara itu, menurut praktisi komunikasi yang juga konsultan beberapa pemerintah daerah, Ari Junaedi, jika Banjarmasin ingin menjadi smart city sekaligus landmark Kalimantan, butuh upaya keras dari semua kalangan
“Walikota Banjarmasin harus serius menata kota mengingat kekumuhan menjadi wajah umum yang mudah dijumpai para pendatang di Banjarmasin. Sungai Martapura, Sungai Barito dan Sungai Alalak begitu kotor dipenuhi enceng gondok. Padahal sungai-sungai tersebut menjadi ikon Banjarmasin dan satu-satunya lokasi pasar terapung di tanah air tetapi tidak diperhatikan pihak Pemkot,” ungkap Ari Junaedi
“Walikota Banjarmasin harus bisa menumbuhkan kepedulian warga untuk mencintai kotanya,” sambungnya.