JAKARTA (Limapagi.id): Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang asing terus melemah.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (27/10/2023) pagi mendekati Rp16.000 yakni Rp15.920 per dolar AS.
Angka ini bergerak stagnan atau melemah tipis sebesar 0,00 persen atau 0,5 poin dari sebelumnya.
Dikutip dari CNN Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pelemahan rupiah akibat inflasi AS masih cukup tinggi yang direspons The Fed dengan mengeluarkan sinyal kenaikan suku bunga acuan dalam waktu cukup lama atau higher for longer.
“Ini yang menyebabkan banyak terjadinya capital flowing back ke AS, menyebabkan dolar index menguat di 106. Pak Gubernur (Bank Indonesia) sebelumnya mengatakan di 93, berarti dolar AS itu kuat secara global,” kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Senin (23/10/2023).
Sri berjanji Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan menyinkronisasikan kebijakan moneter dan fiskal. Harapannya, jika pemicu pelemahan nilai tukar rupiah berasal dari negara lain, seperti AS, dampaknya bisa dimitigasi.
“Dan kita minimalkan (dampaknya), baik terhadap nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan. Itu akan terus kita lakukan secara intensif,” ujar Sri.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah sepanjang Oktober 2023 menyentuh 420 point atau melemah 2,6 persen month to date (mtd). Bahkan, Josua mengklaim ini adalah pelemahan terdalam sepanjang Oktober. n (ANT/DBS)