JAKARTA (Limapagi.id): Nilai tukar (kurs) rupiah dibanding mata uang asing mengalami kemerosotan.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (26/10/2023) pagi melemah sebesar 0,23 persen atau 37 poin.
Pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah berada pada Rp15.870 per dolar AS namun pada pembukaan hari ini melemah menjadi Rp15.907 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi tanda-tanda ketahanan ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur AS sebesar 51 dari perkiraan 49,8.
“Data tersebut menunjukkan berlanjutnya ketahanan perekonomian AS, yang pada gilirannya memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga,” kata dia melalui keterangan tertulis Rabu (25/10/2023).
Menurut dia, tanda-tanda ketahanan ekonomi AS akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama, dan mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
“Bank sentral akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk memutuskan suku bunga, meskipun pasar secara luas memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakannya. Namun, para pejabat Fed telah mengisyaratkan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini, dan suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, setidaknya hingga akhir tahun 2024,” ungkap Ibrahim.
Saat ini, pasar disebut sedang menunggu rilis data ekonomi AS, terutama data Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III/2023 yang akan dirilis pada Kamis (26/10). Laporan data PDB AS akan diikuti oleh rilis data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) pada hari Jumat (27/10). n (ANT)
Foto: Ilustrasi petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/pri.)