Jakarta – Pakar sekaligus praktisi hukum senior Amir Syamsudin menyebut putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden membuat negara tidak baik-baik saja.
Amir menilai hukum saat ini sudah tunduk pada kekuasaan sehingga palu hakim tidak lagi mengetukan keadilan dalam setiap putusannya.
“Manakala pengawal konstitusi telah berpaling dari prinsip-prinsip hukum dan keadilan maka waspadalah karena negara ini tidak dalam keadaan baik-baik saja,” kata Amir melalui cuitannya di akun X (dulu Twitter) nya.
Putusan MK ini memang syarat dengan konflik kepentingan. Julukan Mahkamah Konstitusi sebagai Mahkamah Keluarga pun muncul di publik karena terdapat hubungan keluarga sedarah atau semenda antara Ketua MK Anwar Usman dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Publik meyakini maksud dalam putusan tersebut adalah untuk menjadikan putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi calon wakil presiden.
“Kondisi kebathinan bangsa besar ini telah terkoyak dan dicemari oleh ambisi berkuasa yang tidak mengenal etika dan rasa malu,” tegas Amir.
Eks Menteri Hukum dan HAM ini menilai putusan MK tersebut telah mencederai konstitusi. Apalagi, tidak semua majelis sepemikiran dalam pertimbangannya. Terlebih dengan adanya disenting opinion salah satu hakim MK, Saldi Isra, yang merasa heran dengan adanya keanehan perubahan putusan itu dalam waktu singkat.
MK diyakini telah mempermainkan harapan rakyat. Sebab, putusan gugatan serupa yang digelar pagi dinilai mendengarkan aspirasi rakyat, namun, berbeda di sore hari.
“Walau sejarah selalu menghinakan para tiran namun selalu saja tampil tiran baru karena nikmat kekuasaan membuat mereka mata gelap dan lupa daratan,” ucapnya.
Amir pun mengaku miris terhadap situasi Bangsa Indonesia saat ini. Kemerdekaan yang diraih dengan seluruh tumpah darah kini dinikmati oleh kekuasaan yang pongah dan serakah yang tidak tunduk pada konstitusi bernegara.
“Manakala NKRI menjadi taruhan dan koalisi tidak perduli persetan dan go to hell koalisi,” ujarnya.
“Dengan darah keringat dan air mata dan bahkan nyawa para pahlawan telah mengantar NKRI sejauh ini. Jangan pernah ada siapa pun dia untuk mencoba bertualang mengkhianati amanat penderitaan rakyat. SALAM AMPERA!,” sambung Amir.