Jakarta – Pakar komunikasi politik yang juga CEO Nusakom Pratama Ari Junaedi menanggapi positif deklarasi Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres) mendampingi bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Ari menilai sosok Mahfud MD bisa menjadi penyeimbang kepemimpinan Ganjar Pranowo untuk membangun Indonesia yang lebih baik ke depan.
“Ada harapan baru dari sosok Mahfud MD dalam oase kepemimpinan baru ke depan,” kata Ari dalam siaran langsung di Radio Elshinta, Rabu (18/10).
Pengajar diberbagai universitas dalam negeri ini menilai, latar belakang Mahfud yang pernah berkarya di ranah yudikatif, eksekutif dan legislatif menjadi nilai lebih dari seorang Mahfud.
“Sosok Mahfud yang konsisten dalam penegakkan hukum menjadi komplemen dari kehadiran Ganjar yang berpengalaman sebagai kepala daerah dan legislatif,” ucapnya.
Apalagi, sambung Ari, masalah hukum di Tanah Air masih menjadi tantangan yang harus dibenahi seperti pelanggaran HAM dan penegakan hukum di Papua. Sebagai pakar hukum, diharapkan kehadiran Mahfud MD dapat merubah potret kelam hukum itu sendiri.
“Tentu saja, Mahfud MD jadi tumpuan menyelesaikan masalah-masalah itu,” ungkapnya.
Ari pun mencatat ada 650 warga yang bunuh diri, angka tersebut menjadi yang terbesar dalam sejarah republik ini. Hal tersebut bisa jadi karena masyarakat yang frustasi akan bangsa ini
“Siapapun capres-cawapres ke depan, bebannya sangat berat,” tegasnya.
Sementara itu, Ari pun berharap Prabowo Subianto dapat mencari pasangan yang seimbang sehingga dapat membantu kerja-kerja kenegaraan mengingat usianya yang saat ini telah memasuki 74 tahun.
“harus menggandeng sosok anak muda, ada Erick Thohir. Memang idealnya ada Gibran, sebagai sosok darah biru Jokowi,” tuturnya.
Kekalahan berkali-kali dalam Pemilu juga harus menjadi pelajaran berharga bagi Prabowo untuk lebih berhati-hati dalam menentukan pasangan serta bersikap dalam Pilpres 2024 ini.
“Dia harus berubah, lebih luwes, menghadirkan sosok-sosok segar dalam dunia politik Indonesia. Kita ini seperti disodorkan menu makanan yang enak-enak, tinggal selera saja, mau pedas, manis, asin. Jangan sampai karena berbeda pilihan, kita jadi konflik. Harus kita dukung tiga pasang ini untuk kebaikan Indonesia ke depan,” ungkapnya.