Jakarta – Militan Hamas menegaskan pihaknya tidak menargetkan anak-anak dalam serangan ke wilayah Israel pada akhir pekan lalu. Hamas yang menguasai Jalur Gaza, menyatakan anggotanya hanya menyerang target militer Israel.
Seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (11/10/2023), Hamas dalam pernyataan terbaru menegaskan bahwa perlawanan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menargetkan ‘sistem militer dan keamanan Zionis’.
Hamas juga mengkritik pemberitaan media-media Barat yang dinilainya tidak akurat, dan meminta media untuk ‘tidak secara membabi-buta memihak pada narasi Zionis, yang penuh kebohongan dan fitnah’.
“Kami secara tegas menyatakan kebohongan dalam tuduhan-tuduhan palsu yang dipromosikan oleh beberapa media Barat, yang tidak secara profesional mengadopsi narasi Zionis yang penuh kebohongan dan fitnah terhadap rakyat Palestina dan perlawanan mereka, yang terbaru adalah klaim pembunuhan anak-anak, pemenggalan kepala mereka dan menargetkan warga sipil,” kata Hamas dalam pernyataannya.
Sebelumnya, juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Letnan Kolonel Jonathan Conricus dalam pesan video terbaru, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, menyebut jumlah korban tewas akibat serangan Hamas bertambah menjadi sedikitnya 1.200 orang. Dia menyebut bahwa ‘mayoritas dari korban tewas’ adalah warga sipil.
Disebutkan juga bahwa lebih dari 2.700 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Hamas.
Pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, seperti dilansir Al Jazeera, menyebut lebih dari 900 orang tewas akibat gempuran Israel di wilayah tersebut. Angka itu mencakup 260 anak dan 230 wanita yang tewas.
Lebih dari 4.500 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel.
Jumlah korban tewas semakin tinggi jika ditambah dengan 1.500 jasad militan Hamas, yang diklaim oleh militer Israel, ditemukan di wilayahnya setelah serangan mematikan terjadi pada Sabtu (7/10) waktu setempat. Klaim militer Israel ini belum ditanggapi oleh Hamas.
Jika ditotal, berarti lebih dari 3.000 orang sejauh ini tewas di Jalur Gaza dan Israel akibat konflik terbaru ini. Angka itu diperkirakan akan terus bertambah dengan perang masih berlangsung.