Jakarta – Perang antara militan Hamas dan tentara Israel sejak Sabtu (7/10) terus memakan korban jiwa. Tercatat lebih dari 800 warga Israel dan 500 warga Palestina meninggal dunia akibat pertempuran tersebut.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dikutip dari Al Jazeera, Senin (9/10), mengatakan bahwa pihak berwenang akan memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza. Lalu memutuskan aliran listrik dan memblokir pasokan makanan dan bahan bakar sebagai bagian dari “pengepungan total” terhadap wilayah kantong yang dikelola Hamas.
Hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 510 warga Palestina telah tewas dan 2.751 lainnya terluka dalam serangan udara Israel. Sementara di Israel, jumlah orang yang tewas mencapai 800 orang, dan lebih dari 2.200 orang juga terluka.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang lebih dari 1.000 sasaran di Gaza, termasuk serangan udara yang meratakan sebagian besar kota Beit Hanoon, yang dikenal sebagai Erez bagi Israel. PBB mengatakan lebih dari 123.000 warga Palestina di Gaza.
Jamileh Abu Zanoona dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza, mengatakan wilayah Shujayea menjadi sasaran pemboman besar-besaran. Masjid keempat dihancurkan dalam serangan udara Israel malam kemarin di Yarmouk, Gaza dan memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka.
“Puluhan rumah hancur dan tidak dapat dihuni,” kata ElSayed melaporkan ke Al Jazeera.
Sementara, Kepala Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan kepada wartawan bahwa Israel telah mengambil “kendali” atas komunitasnya setelah serangan massal pejuang Hamas. Hagari mengatakan ada beberapa insiden yang terjadi pada Senin pagi, namun pada tahap ini, tidak ada pertempuran di masyarakat.
Dia menambahkan bahwa “mungkin masih ada teroris di wilayah tersebut”.
Sebelumnya, juru bicara lainnya, Letnan Kolonel Richard Hecht, mengakui bahwa membutuhkan waktu lebih lama dari yang kami perkirakan untuk mengembalikan keadaan ke posisi defensif dan keamanan. Para pejabat Israel mengatakan 70 pejuang Hamas tambahan menyusup ke Be’eri kibbut dan belum bisa merebut wilayah sejak kemarin malam.