Jakarta – Asian Games ke-19 di Hangzhou, China, ditutup pada Minggu, 8 Oktober 2023. Di balik kemeriahan pesta olahraga multievent negara-negara Asia ini, rasa getir tersisa karena peringkat kontingen Indonesia melorot drastis.
Memang, di Asian Games sebelumnya Indonesia masuk empat besar tak lepas dari atribusi sebagai tuan rumah. Saat itu, tim Merah Putih meraih pencapaian tertinggi dengan menduduki peringkat keempat Asian Games 2018 Jakarta-Palembang dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Kini, Indonesia harus puas berada di peringkat ke-13 dengan 7 emas, 11 perak, 18 perunggu pada Asian Games 2023 Hangzhou.
Lebih parah lagi, cabang andalan kita, bulutangkis mencatat rekor buruk karena tak mendapat satu medali pun dari semua nomor. Dengan andalan tunggal putra, ganda putra, dan beregu putra, semua tak ada yang mencapai semifinal.
Dari 10 wakil, Indonesia menyisakan tiga wakil saja saat memasuki perempat final.
Mereka adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di nomor ganda putra, Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra, dan Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri. Seandainya saja salah satu dari mereka bisa menembus semifinal, medali perunggu minimal sudah didapat. Namun yang terjadi, ketiganya tumbang dua set langsung dari lawan masing-masing.
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia setelah kontingen Merah Putih gagal mencapai target perolehan medali dalam ajang Asian Games 2023.
“Saya ingin mengucapkan permohonan maaf pada seluruh masyarakat Indonesia dan Bapak Presiden Republik Indonesia [Joko Widodo] karena target dari beliau 10 besar tidak tercapai,” kata Dito di Jakarta, Minggu (8/10), dikutip dari Antara.
Sebelumnya pihak Kemenpora menargetkan kontingen Indonesia bisa berada di peringkat ke-12 Asian Games 2023 dan membawa pulang 8-12 medali emas. Namun, target tersebut belum mampu dicapai atlet-atlet Indonesia.
Masih terkenang arahan Presiden Jokowi saat melepas para atlet Asian Games kita di Istana Merdeka, 19 September lalu. “Saya hanya titip di Asian Games di Jakarta kita berada di ranking keempat, meskipun tadi Menteri Pemuda dan Olahraga sudah mengkalkulasi kira-kira akan jatuh ranking-nya di ranking 12, buat saya kok jauh banget. Jadi jangan 12-lah, saya minta masuk ke 10 besar,” kata Jokowi dalam pidatonya.
Kala itu, meski tak lagi berstatus tuan rumah, Jokowi meyakini kontingen Indonesia bisa berprestasi di tingkat Asia. Dia pun berharap atlet-atlet Indonesia bisa meraih kemenangan dan medali emas sebanyak-banyaknya.
“Saya tahu menjadi tuan rumah dan tidak menjadi tuan rumah itu beda, saya tahu. Jadi kembali lagi target saya masuk ke 10 besar. Biasanya hitungan saya nggak meleset. Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan, selamat bertanding dan atas nama rakyat, bangsa, dan negara saya menantikan prestasi-prestasi dan emas yang sebanyak-banyaknya yang bisa kita raih,” tuturnya.
Faktanya, jangankan 10 besar, masuk 12 besar sesuai prediksi Kemenpora pun gagal. Olahraga kita harus segera berbenah. Olimpiade 2024 Paris menanti di depan mata. Kalau alasannya kita gagal juara Sea Games karena pesta olahraga Asia Tenggara lebih untuk pembinaan, tapi ternyata target di ajang level Asia pun babak belur.