Pemimpin baru bersama pemerintah dan masyarakat harus dapat mengambil langkah strategis dalam mewujudkan Yogyakarta sebagai kota yang bersih, berbudaya, bermartabat, dan berkemajuan.
Demikian benang merah udar gagasan antara Bakal Calon (Balon) Wali Kota, Gunawan Hartono S. Sos dan Balon Wakil Wali Kota, Ariyanto SE MMPar di sebuah warung kopi Jalan Kiai Mojo Yogyakarta tadi malam.
Gunawan Hartono yang akrab dipanggil Kawier, adalah kader PDI Perjuangan Kota Yogyakarta yang juga aktivis gerakan politik tahun 1990 dan mantan anggota GMNI UGM. Ia juga pernah menjadi pengurus DPC PDIP Kota Yogyakarta 2010 – 2015 dan Tenaga Ahli anggota DPR RI A-218 dari Fraksi PDIP Sementara Ariyanto SE, MMPar yang akrab disapa Arya adalah penggiat pariwisata dan UMKM Yogyakarta sekaligus dosen Universitas BSI dan Akademi Pariwisata API Yogyakarta. Ia juga menjadi Direktur Utama PT Jogkem Grup.
Dalam udar gagasan tersebut, Arya Ariyanto akan menjadikan Kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata unggul yang berkelanjutan, berdaya saing, berwawasan budaya lokal serta menjadi pusat pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia juga akan melakukan pengentasan pengangguran guna mewujudkan masyarakat makmur sejahtera.
“Syarat mutlak Jogja unggul dalam pariwisata, budaya, dan pendidikan adalah Jogja harus bersih dari sampah. Ini menjadi target utama kita,” kata Arya. Ia mengatakan, ke depan Pemerintah Kota Yogyakarta harus menggiatkan program “Jogja Bersih”. Program ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari pelajar hingga kalangan profesional, dalam kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan secara periodik.
Langkah berikutnya adalah pelestarian budaya. Sebagai kota dengan kekayaan budaya yang luar biasa, Yogyakarta terus melestarikan dan mengembangkan seni dan tradisi lokal. Festival seni dan budaya digelar secara rutin untuk mempromosikan kebudayaan kepada generasi muda dan wisatawan. “Sekolah-sekolah juga diimbau untuk memasukkan kurikulum berbasis budaya lokal, sehingga nilai-nilai luhur tetap terjaga,” tambah Arya.
Untuk menjaga martabat dan integritas kota, pemerintah dan masyarakat berkomitmen memberantas praktik-praktik yang merusak citra kota. Salah satunya adalah dengan memperketat regulasi mengenai bangunan bersejarah dan ruang publik, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya.
Di akhir udar gagasan, Arya menegaskan bahwa kemajuan teknologi dan inovasi merupakan hal penting yang harus dilaksanakan. Jogja tidak hanya ingin menjadi kota yang nyaman ditinggali, tetapi juga kota yang berkemajuan. Investasi dalam infrastruktur teknologi dan inovasi menjadi prioritas utama. Smart city initiative telah diluncurkan dengan pengembangan berbagai aplikasi layanan publik yang memudahkan akses informasi dan layanan bagi warga. Selain itu, inkubator bisnis dan startup semakin banyak bermunculan, memberikan ruang bagi anak muda untuk berkreasi dan berinovasi.
Gunawan Hartono, politikus alumnus Fisipol UGM ini mengatakan bahwa Jogja ke depan bukan hanya bersih dari sampah, namun juga mesti bersih dari korupsi dalam tata kelola pemerintahan. Pemerintah kota dalam melayani warganya mesti dipimpin oleh seorang wali kota yang memahami dan mendasarkan pada nilai-nilai demokrasi sesuai dengan budaya masyarakat Jogja. “Meningkatkan indeks kebahagiaan warga masyarakat merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah kota Jogja,” tegas Kawier.
Terkait dengan pariwisata, Kawier mengatakan Kota Yogyakarta secara fisik adalah sebuah kota tua (heritage) yang tertata apik sehingga di setiap sudut kota adalah destinasi, dan setiap peristiwa adalah atraksi. Sebagai kota budaya dan tujuan wisata, semestinya masyarakat setempat menampilkan ciri-ciri sebagai wong Jogja yang ramah, humanis, jujur, disiplin, toleran, berpikiran maju, dan berperilaku modern serta memanfaatkan segenap kelebihan kotanya itu.