Jakarta – Upaya memajukan sepakbola nasional memerlukan dukungan semua pihak. Sebagai bagian dari komitmen mendukung sepakbola nasional, pengurus Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menyatakan akan memprioritaskan penggunaan stadion untuk tim nasional. Sebagai konsekuensinya, penggunaan untuk tujuan non olahraga, termasuk konser, akan ada pembatasan hingga akhir tahun ini.
“Sebenarnya, flashback marwahnya GBK ini sebagai sarana olahraga dan aset milik pemerintah. Dalam proses pengelolaannya kami utamakan timnas. Dalam hal ini berlatih dan melakukan kegiatan,” kata Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Pusat Pengelola Kompleks (PPKGBK), Sri Lestari Puji Astuti.
Ia menegaskan bahwa selama ini pengurus SUGBK selalu mendukung perkembangan olahraga nasional. Maka pembatasan penggunaan SUGBK akan fokuskan untuk kegiatan olahraga, tidak hanya sepakbola.
“Bukan hanya timnas sepakbola yang rutin di Lapangan A dan B, tetapi timnas olahraga lain juga,” lanjutnya.
Meski begitu, tambahnya, penggunaan kawasan GBK selama ini lebih banyak untuk kegiatan olahraga. Namun banyak pihak justru menilai sebaliknya, karena kegiatan non olahraga lebih kencang promosinya.
“Kalau bicara statistik pemakaian terbesar di GBK dari olahraga. Juaranya olahraga. Kenapa konser selalu menjadi sorotan, kami tahu olahraga tidak dekat dengan broadcast atau sosial media, kalau konser, memang dekat dan punya kepentingan, untuk promosi,” katanya.
Perihal pembatasa kegiatan no olahraga hingga akhir tahun, Sri menjelaskan bahwa itu terkait banyaknya event olahraga. Semisal, untuk sepakbola saja, tim nasional Indonesia akan menggunakan SUGBK dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yakni melawan Jepang (14/11) dan Arab Saudi (19/11). Belum lagi event olahraga selain sepakbola.