Inggris – Partai Buruh memenangkan pemilu Inggris yang digelar pada hari Kamis (4/7) kemarin. Meski pengumuman hasil resmi belum ada, perhitungan cepat sementara menunjukkan Partai Konservatif hanya memenangkan 120 kursi parlemen. Sementara Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah mendapat lebih dari 326 kursi. Capaian Partai Konservatif ini merupakan yang terburuk dalam sejarah panjang partai tersebut.
Kekalahan ini sekaligus mengakhiri kekuasaan Partai Konservatif selama masa 14 tahun terakhir. Sehari setelah pemilu, Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, mengumumkan permintaan maaf secara terbuka kepada publik atas kekalahan Partai Konservatif.
“Saya telah mendengar kemarahan Anda, kekecewaan Anda, dan saya bertanggung jawab atas kekalahan ini. Kepada semua kandidat dan juru kampanye Partai Konservatif yang bekerja tanpa kenal lelah, namun tidak membuahkan keberhasilan, saya minta maaf karena kami tidak bisa memberikan apa yang pantas Anda dapatkan,” katanya.
“Saya minta maaf,” tandasnya.
Setelah memberikan permintaan maaf secara terbuka, Sunak berencana menemui Raja Charles III untuk secara resmi mengundurkan diri sebagai PM Inggris. Kemudian juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Konservatif. Setelah pengunduran diri sunak, Ketua Umum Partai Buruh, Keir Starmer, akan menjabat sebagai PM Inggris selanjutnya.
Banyak pihak menilai kekalahan telak Partai Konservatif sebagai bentuk hukuman dari para pemilih. Saat ini Inggris tengah menghadapi krisis biaya hidup, kegagalan layanan publik, ketidakstabilan dan pertikaian politik selama bertahun-tahun. Bahkan lima PM berbeda dari Partai Konservatif sejak referendum Brexit tahun 2016 lalu pun tidak memberi perubahan berarti.