Jakarta – Belakangan ini beberapa kota mengalami urban heat island (UHI). Suatu fenomena alam berupa tingginya temperatur suhu pada wilayah perkotaan daripada wilayah pedesaan. Selain peningkatan suhu, UHI menyebabkan perubahan awal waktu kemunculan hujan dan tingkat intensitas curah hujan lokal. Perubahan ini berpotensi menyebabkan banjir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat fenomena UHI makin terasa dalam 30 tahun terakhir. Bahkan beberapa wilayah seperti Jabodetebek, Medan, Makassar, Surabaya, dan Makassar mengalami UHI dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Salah satunya wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, yang pernah mengalami deraan suhu hingga 37,2 derajat Celsius pada tahun 2023 lalu.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita, belum lama ini Badan Meteorologi Dunia (WMO) menyebut tahun 2023 sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius. Angka ini nyaris menyentuh kesepakatan batas suhu dalam Paris Agreement tahun 2015, yaitu dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius. Pada tahun itu, bencana heat wave ekstrem (gelombang panas ekstrem) melanda berbagai kawasan Asia dan Eropa.
Secara umum, setidaknya ada lima faktor utama penyebab UHI:
- Struktur geometris kota yang rumit
- Kapasitas termal yang tinggi dari material bangunan
- Efek rumah kaca
- Berkurangnya kecepatan angin di daerah perkotaan
- Berkurangnya ruang terbuka hijau
Dalam bukunya yang berjudul Mikroiklim Bandar: Perkembangan dan Impak Pulau Haba Bandar di Malaysia (2012), Shaharuddin Ahmad menyebut ada beberapa cara menangani UHI.
- Menyesuaikan geometri kota
- Meningkatkan pantulan panas di kota melalui penggunaan permukaan yang berwarna cerah
- Menghemat penggunaan listrik
- Merencanakan sistem pengangkutan yang baik
- Memperbanyak permukaan yang mampu menyerap air
- Memperbanyak ruang terbuka hijau
Soal penggunaan ruang terbuka hijau, NH Wong dan C Yu merekomendasikan hal yang sama. Melalui publikasi ilmiahnya yang berjudul “Study of Green Areas and Urban Heat Island In a Tropical City” dalam jurnal Habitat International (2004), pemeliharaan dan pembangunan kawasan hijau adalah upaya paling efektif menangkal fenomena UHI.