Jakarta – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Muhammad Ali, mengungkapkan rencana membeli tambahan kapal hidro-oseanografi dari Inggris dan Jerman. Pembelian dalam rangka memperkuat kemampuan pengamanan laut. Pasalnya, kapal tersebut sangat penting untuk pemetaan laut, penelitian ilmiah, dan mendukung operasi kemaritiman. Namun bila nantinya tidak memungkinkan, kapal-kapal lama akan mendapat tambahan sensor.
“Mungkin nanti tiap tahun akan kami tingkatkan. Tergantung anggarannya. Apabila berhasil, maka akan kami tambah atau kami akan mengadakan sensor-sensor portable pada kapal-kapal lama. Namun sensornya sudah lebih maju dan modern. Harapannya begitu,” kata Ali pada hari Selasa (25/6).
Ali menjelaskan, tahun ini pihaknya sedang menyusun dua dokumen strategis. Yaitu rencana strategis (Renstra) TNI AL 2025–2029 dan postur pembangunan kekuatan TNI AL 2025–2044. Adapun pengadaan kapal-kapal bantu hidro-oseanografi dan sensor itu masuk dalam bagian rencana pembangunan kekuatan TNI AL jangka menengah dan jangka panjang.
Dalam waktu beberapa tahun ke depan, Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) bakal menerima dua kapal bantu hidro-oseanografi. Salah satunya akan bertugas pengamanan dari Batam, Kepulauan Riau.
“Untuk badan kapalnya, bangunan kapalnya itu bisa kita bangun sendiri, tetapi tentu saja bekerja sama dengan galangan luar negeri. Jadi, galangan dalam negeri bekerja sama dengan luar negeri,” jelasnya.
Akan tetapi, untuk peralatan sensor yang cukup modern, kemungkinan masih harus melakui mekanisme impor. Kapal-kapal baru untuk Pushidrosal seharusnya, sesuai jawadl, targetkan selesai pada akhir tahun 2025 atau awal 2026. Pushidrosal akan menggunakannya untuk ekspedisi eksplorasi bawah laut Jala Citra IV, yang vakum pelaksanaannya pada tahun ini.