Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tak heran, hampir setiap sudut kota terdapat masjid yang merupakan tempat ibadah umat Islam. Masjid berasal dari bahasa Arab sajada-yasjuda-sujuudan yang artinya sujud menundukkan kepala sampai ke tanah. Kata sajada inilah yang kemudian terbentuk kata masjid (jamak:masaajid) yang artinya tempat sujud.
Di Jakarta, terdapat 16 buah masjid yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (CBN). Masjid-masjid ini tergolong masjid bersejarah yang ada di Jakarta. Hal ini mengacu pada Surat Keputusan (SK) GUbernur DKI Jakarta No 474 tahun 1993.
Dalam buku Mesjid-Mesjid Tua di Jakarta (2003) yang ditulis Adolf Heuken, disebutkan ada 14 buah masjid tua di Jakarta. Lima diantaranya dibangun oleh orang Arab. Tiga atau empatnya dibangun oleh orang Tionghoa, sisanya tak disebutkan secara detail. Masjid tua di Jakarta paling banyak ditemukan di Wilayah Jakarta Barat.
Lantas, masjid-masjid apa saja yang tertua di Jakarta ? Redaksi limapagi.id menuliskannya untuk anda berdasarkan referensi buku ‘Masjid-Masjid bersejarah di Jakarta’ yang ditulis oleh Kartum Setiawan dan diterbitkan oleh Erlangga.
Masjid Al-Alam Cilincing
Masjid ini dibangun atas prakarsafatahillah yang melakukan penyerangan ke Sunda Kelapa pada tahun 1927. Ada unsur Jawa dalam masjid ini. Atapnya bertumpang dua dan pada puncaknya terdapat mustaka berbentuk mahkota. Atapnya ditopang empat buah tiang kayu jati yang berfungsi sebagai saka guru. Ukuran tiang masing-masing 25 x 25 cm dan tinggi 7 m.
Pada sisi timur terdapat bedug dan kentongan yang biasanya dipukul sebagai tanda waktu shalat. Masjid ini memiliki keunikan karena menggunakan konstruksi kayu sedangkan dinding dan plafon masih terbuat dari bambu. Masjid berukuran 10 x 10 m ini memiliki dinding bangunan utama yang berbentuk persegi. Ada dua buah jendela yang terdapat di kanan-kiri dengan 70 x 170 cm serta ventilasi udara pada bagian atasnya.
Masjid ini sudah berulangkali mengalami pemugaran tapi keaslian bangunannya masih terjaga hingga kini. Hingga kini, masjid Al-Alam CIlincing ini menjadi salah satu masjid tertua di Jakarta.
Masjid As-Salafiyah (Jatinegara Kaum)
Didirikan oleh Pangeran Achmad Djaketra pada tahun 1620, masjid ini juga terdapat kompleks makam pendiri masjid dan keturunannya. Masjid ini terletak di kawasan Jatinegara, Jakarta ini memiliki luas tanah +7000 m2 dengan luas bangunan 450 m2 yang memanjang dari timur ke barat.
Masjid ini diberi nama as-Salafiyah yang berarti terdahulu. Penamaan ini diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu yakni Dr Soemarno (1960-1964) yang bertepatan dengan peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW pada 13 Januari 1961.
Walaupun telah melalui beberapa kali renovasi, tapi ada beberapa bagian yang masih tetap dipertahankan. Salah satunya dinding sebelah utara, barat dan selatan yang masih asli. Atap bangunan asli berbentuk limas tumpang tunggal. Sedangkan atap bangunan baru berbentuk limas tumpang tiga.
Masjid Al-Anshar
Salah satu masjid yang tertua lainnya adalah Masjid Al-Anshar yang dibangun pada pertengahan abad ke 17 (1648). Walaupun memiliki desain yang sederhana, masjid ini memiliki nilai sejarah.
Denah masjid ini berbentuk persegi, bentuk atap tumpang dua, beberapa komponen atap dan beberapa letak jendela masih dalam keadaan asli tanpa melakukan pemugaran. Ruang utama berukuran 11,4 x 11,4 m masih dipertahankan walaupun masjid telah mengalami perluasan di sisi timurnya.
Atap tumpang dua dengan hiasan mustaka berbentuk buah nanas yang kelopaknya sedang mekar dan simbol bulan sabit di puncak atap. Nah, atap tumpang dan hiasan mustaka ini merupakan ciri khas masjid tradisional di Indonesia.