Afrika Selatan – Cyril Ramaphosa dilantik menjadi presiden Afrika Selatan untuk ketiga kalinya. Ia dilantik ddengan disaksikan parlemen, diplomat, pejabat, rohaniawan, pemimpin adat. Kantor kepresidenan Afrika Selatan menyatakan sekitar 20 kepala negara hadir dalam pelantikan tersebut.
Ramaphosa menjadi presiden setelah meraih suara mayoritas di voting parlemen pekan lalu. Voting terjadi setelah pemilu tak menghasilkan pemenang langsung. Dalam pemilu pada bulan Mei kemarin, partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang menaungi Ramaphosa hanya mendapat 40 persen suara. Sementara untuk bisa menjabat sebagai pemimpin negara, partai harus memiliki lebih dari 50 persen suara parlemen.
ANC lalu berkoalisi dengan beberapa partai lain. Yakni Partai Aliansi Demokratik (DA) yang berhaluan kanan-tengah, Partai Kebebasan Inkatha yang berhaluan nasionalis, Aliansi Patriotik yang anti-imigrasi, dan partai kecil berhaluan kiri-tengah, GOOD. Kesepakatan itu membuat Ramaphosa mendapat dukungan 283 dari 400 kursi parlemen.
“Sekali lagi akan menjadi sebuah keistimewaan dan kesenangan untuk sekali lagi mengabdi pada bangsa ini,” kata Ramaphosa di hadapan parlemen.
Ramaphosa pertama kali menjadi presiden pada tahun 2018. Saat itu, Jacob Zuma yang menjadi pesaingnya dipaksa mundur dari jabatannya karena tuduhan korupsi. Kemudian pada 2019, Ramaphosa terpilih menjadi presiden untuk satu periode selama lima tahun.
Ramaphosa sangat disegani rakyat Afrika Selatan. Ia menggagas gerakan anti korupsi dan mereformasi sistem energi yang dianggap runtuh. Namun ekonomi melemah karena pemadaman listrik yang terlalu sering terjadi. Pengangguran juga meningkat 32,9 persen.