Cara menasehati anak balita dengan menggunakan pendekatan positif ketimbang pendekatan negatif. Dengan menggunakan kalimat yang jelas dan sederhana, anak akan lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai contoh, daripada mengatakan “Jangan berlari di dalam rumah,” akan lebih baik jika bilang “Berjalanlah pelan-pelan di dalam rumah.” Kalimat positif ini cenderung anak lebih mudah menerima yang pada akhirnya dapat mengurangi perilaku yang tidak pas.
Konsisten Jadi Cara Menasihati Anak Balita
Selain itu, konsistensi dalam menasehati anak sangat penting agar anak menerima pesan dengan baik. Setiap anggota keluarga harus memiliki pemahaman yang sama tentang aturan dan batasan yang ada.
Dengan demikian, anak tidak akan bingung dan dapat mengikuti aturan yang berlaku dengan lebih mudah. Jika orang tua tidak konsisten dalam menegakkan aturan, anak akan merasa bingung dan kemungkinan besar akan mencoba untuk menguji batasan yang ada.
Penggunaan pujian dan penghargaan juga efektif dalam menasihati anak balita. Ketika anak melakukan hal yang baik, sebaiknya orangtua memuji yang spesifik agar anak memahami perilaku.
Sebagai contoh, daripada hanya mengatakan “Bagus,” lebih baik dikatakan “Bagus sekali, kamu sudah bisa merapikan mainanmu sendiri.” Pujian yang spesifik ini akan memberikan anak gambaran yang jelas mengenai perilaku positif.
Menasehati anak balita juga memerlukan kesabaran dan ketenangan. Anak balita sering kali belum bisa mengontrol emosinya dengan baik, sehingga orang tua harus bisa menunjukkan contoh yang baik dalam mengendalikan emosi.
Jika orang tua menunjukkan sikap tenang dan sabar, anak akan belajar untuk meniru sikap tersebut dalam menghadapi situasi yang menantang. Dengan cara ini, kemampuan anak dalam mengelola emosinya akan berkembang dengan lebih baik.