Melaksanakan ibadah haji diperlukan kesehatan yang prima sehingga dapat melaksanakan rukun haji dengan baik. Namun pada saat pelaksanaan ibadah haji, tantangan untuk menjaga kesehatan sangat tinggi karena saat melaksanakan ibadah haji, bertemunya jutaan orang dari seluruh dunia.
Jadi jika tidak dapat menjaga kesehatan dengan baik, maka dikuatirkan jamaah haji akan sakit dan ini membuat jamaah haji tak maksimal melaksanakan ibadah haji.
Jumlah jamaah haji Indonesia rentan terkena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan pneumonia. ISPA adalah peradangan yang terjadi di saluran pernapasan yakni saluran pernapan atas maupun bawah. ISPA ini mudah menular dan rentan dialami anak-anak dan lansia. Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut yang dapat menjangkiti salah satu atau kedua paru-paru.
Penyakit ISPA ini selalu menjadi penyebab penyakit utama. Sedangkan pneumonia menjadi penyebab kematian penting. Setidaknya ada empat faktor risiko terjadinya infeksi saluran napas di kalangan jemaah haji yakni :
- Terlalu banyak kerumunan orang yang memudahkan penularan
- Udara panas dan kering,
- Adanya polusi/debu
- Daya tahan tubuh jemaah yang mungkin terganggu karena kelelahan aktiftas dan juga perubahan suasana.
Lantas apa saja hal yang dapat dilakukan untuk cegah ISPA dan pneumonia ? Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI kepada redaksi LimaPagi.id, ada tujuh hal yang dapat dilakukan agar jemaah haji Indonesia tak tertular penyakit ISPA dan pneumonia.
Lakukan Ini untuk Cegah ISPA dan Pneumonia Pada Jemaah Haji
Pertama-tama, lakukan vaksinisasi influenza dan jika diperlukan, vaksinasi pneumonia sebelum berangkat. Vaksinasi influenza ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk cegah pneumonia dan ISPA.
“Kalau sudah di Saudi, maka vaksinasi bukan merupakan bentuk pencegahan utamannya, “ kata Prof Tjandra. Prof Tjandra juga mengatakan penggunaan masker juga dapat dilakukan karena saat pelaksanaan ibadah haji memungkinkan penularan penyakit dan mencegah polusi. Nah penularan melalui udara ini yang memungkinkan rentan terkena penyakit ISPA dan pneumonia.
Jangan lupa untuk mengkonsumsi air yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan menjaga kelembaban tubuh. Sebaiknya selalu membawa wadah untuk dapat mengisi air zam-zam yang tersedia di Masjid Nabawi, Mekkah dan di Masjidil Haram, Mekkah.
Apabila ada penyakit kronik, Prof Tjandra sarankan untuk konsumsi obat secara teratur karena apabila terjadi perburukan penyakit kronik, akan memicu terjadinya ISPA.
Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) juga perlu terus dijaga, karena akan mempengaruhi daya tahan tubuh untuk menghadapi kemungkinan ISPA.
“Kalau sudah mulai ada keluhan batuk, panas dan gangguan pernapasan lainnya maka segera berkonsultasi ke dokter kloter atau sektor terdekat,” kata Prof Tjandra yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Team Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) Kesehatan Haji tahun 2014.
Apabila ada perburukan keluhan maka segera berobat ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, seperti halnya Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau mungkin RS pemerintah Arab Saudi. Namun bila sudah dalam keadaan rawat inap di KKHI atau RS Arab Saudi maka perlu mengikuti semua anjuran dan rekomendasi petugas kesehatan. Memang mungkin akan terasa berat karena ingin segera beribadah di masjid dan atau kumpul lagi bersama keluarga/kloter. Tetapi kalau memang sudah pneumonia dan dirawat di KKHI/RS maka ikutilah sepenuhnya anjuran petugas kesehatan yang merawat.