Jakarta – Tahu sudah dikenal sebagai produk makanan populer sehingga punya sejarah panjang. Penganan berbahan kedelai ini telah melalui proses fermentasi.
Sebagai sumber protein nabati yang tinggi, tahu sangat populer di berbagai belahan dunia, terutama di Asia. Selain itu, tahu sering digunakan dalam berbagai jenis masakan tradisional dan modern.
Rasanya yang netral membuat tahu mudah dipadukan dengan berbagai bumbu dan bahan lain, sehingga fleksibel dalam berbagai resep.
Di Indonesia, tahu memiliki tempat istimewa dalam kuliner lokal. Berbagai daerah memiliki cara unik dalam mengolah tahu.
Misalnya, tahu Sumedang yang terkenal dengan tekstur renyahnya atau tahu gejrot dari Cirebon yang terkenal dengan kuah asam pedas.
Sejarah Tahu di Tiongkok
Sejarah tahu menurut Kastyanto (1999), tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi) yang merupakan seorang bangsawan, cucu Kaisar Han Gaozu, Liu Bang, yang mendirikan Dinasti Han.
Liu An adalah ilmuwan dan filosof, penguasa dan ahli politik. Ia tertarik pada ilmu kimia dan Meditasi Tadiom. Para ahli sejarah berpendapat bahwa kemungkinan besar Liu An melakukan pengenalan makanan non daging melalui tahu.
Kemungkinan besar Liu An memadatkan tahu dengan nigari atau air lant dan menjadi kental seperti tahu saat ini.
Bermula dari kreativitas istri Ongkino yang memang semenjak awal sebagai orang yang pertama kali memiliki ide untuk memproduksi Tou Fu (dari bahasa Tionghoa, Hokkian tau’hu yang berarti sama). Dahulu menjadi berubah nama menjadi tahu.
Tahun demi tahun, Ongkino beserta istri tercinta terus menggeluti usaha mereka. Hingga sekitar 1917, anak tunggal mereka Ong Bung Keng menyusul kedua orang tuanya ke tanah Sumedang.
Bung Keng kemudian melanjutkan usaha kedua orang tuanya yang sampai keduanya memilih kembali ke tanah kelahiran mereka di Hokkian, Republik Rakyat Cina.
Melalui alih generasi Ong Bung Keng, anak tunggal Ongkino, terus melanjutkan usaha yang berlanjut dari kedua orang tuanya hingga akhir hayatnya di usia 92 tahun.
Salah satu teori memercayai bahwa orang Cina kuno mempelajari metode membekukan susu kedelai dengan cara meniru teknik pembekuan susu seperti halnya orang-orang Mongol dan India Timur.
Bukti utama teori ini adalah adanya persamaan etimologis antara istilah Cina untuk menyebut produk susu terfermentasi di masyarakat Mongol rufu yang berarti susu rusak dan istilah doufu atau tofu.
Meski jenis tahu pada zaman dulu tidak sama dengan yang sekarang, deskripsi dari beberapa tulisan dan puisi pada era Dinasti Song dan Yuan memperlihatkan teknik pembuatan tahu telah terstandardisasi pada saat itu. Sampai tahu sama sekali dengan yang ada pada zaman sekarang.