Iran – Dewan Wali Iran memberikan rekomendasi pada enam orang yang akan dipilih sebagai presiden pengganti Ebrahim Raisi. Mereka adalah Mohammed Bagher Qalibaf (mantan Wali Kota Teheran), Ali Reza Zakani (Wali Kota Teheran), Saeed Jalili (mantan perunding nuklir senior), Mostafa Pourmohammadi (mantan Menteri Kehakiman), Amirhossein Ghazizadeh Hashemi (Wakil Presiden Ebrahim Raisi), Masoud Pezeshkian (politikus dan aktivis).
Dari enam nama tersebut, sosok Mohammed Bagher Qalibaf menjadi yang paling banyak diperbincangkan. Namanya sempat mencuat kala Garda Revolusi Iran melakukan tindakan tangan besi terhadap demo mahasiswa pada tahun 1999 dan 2003. Qalibaf pernah gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2005 dan 2013. Setelah dua kegagaan itu, ia menjadi pendukung Raisi di pemilu tahun 2017. Meski tidak secara resmi, Ayatollah Ali Khameini selaku pemimpin tertinggi Iran nampak mendukung pencalonan Qalibaf.
Para kandidat yang telah direkomendasikan akan berkampanye dan menjalani beberapa sesi debat. Umumnya mereka menjadikan janji perbaikan kesejahteraan sebagai tema utama kampanyenya. Namun hingga saat ini belum ada satupun yang memberikan penjelasan tentang bagaimana cara mewujudkan janji kampanyenya itu.
Pengumuman rekomendasi ini juga mengungkap adanya penjegalan terhadap beberapa calon lain. Ahmadinejad, mantan Presiden Iran, didiskualifikasi oleh Dewan Wali karena alasan teknis. Banyak pihak menduga diskualifikasi ini terjadi karena Ahmadinejad memiliki sikap yang berseberangan dengan Khamenei.
Sosok lain yang dijegal adalah mantan ketua parlemen Ali Larijani, seorang konservatif yang memiliki hubungan kuat dengan mantan Presiden Iran Hassan Rouhani yang relatif moderat. Ini adalah pemilu kedua berturut-turut di mana Larinjani dilarang mencalonkan diri. Kemudian ada Abdolnasser Hemmati (mantan Kepala Bank Sentral Iran) dan Eshaq Jahangiri (Wakil Presiden Iran Hassan Rouhani).