Jakarta – Kabupaten Trenggalek tengah mengukir sejarah dalam upaya global menuju Net Zero Carbon. Yakni dengan memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, atau Gus Ipin mengatakan, saat ini dirinya tengah membidik potensi carbon capture storage (CCS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon.
Langkah awal yang saat ini mulai dilakukan adalah dengan menghitung kemampuan serapan karbon. Diantaranya karbon yang ada di kawasan kehutanan, pesisir, maupun di kawasan ekosistem Kars.
Gus Ipin menjelaskan bahwa, selain memulai dilakukan penghitungan kemampuan serapan karbon di Trenggalek, kedepannya juga akan dilakukan pengukuran emisi karbon dan gas lain. Diantaranya seperti metana yang dihasilkan dari sektor transportasi, energi, industri, dan rumah tangga
“Terkait Net Zero Carbon, kita ingin menghitung kemampuan serapan karbon di Kabupaten Trenggalek. Ini potensinya sangat besar,” ujar Gus Ipin saat ditemui di Pendopo Trenggalek.
Dalam penjelasannya, Gus Ipin menekankan pentingnya memahami baseline emisi karbon saat ini untuk menyusun langkah-langkah konkret ke depan. Dengan perhitungan kasar awal sebelum survei mendetail, saat ini Kabupaten Trenggalek sebenarnya sudah berada pada posisi net zero. Artinya emisi yang dilepas seimbang dengan yang diserap.
“Kabupaten Trenggalek melepaskan sekitar 3 juta ton karbon ekuivalen per tahun, dan mampu menyerap hingga 27 juta ton karbon per tahun,” jelasnya.
Surplus kemampuan menyerap karbon ini menjadi peluang besar bagi Trenggalek. Surplus tersebut diharapkan bisa dimonetisasi melalui perdagangan karbon, sehingga menjadi berkah bagi masyarakat.
“Dengan cara ini, unit-unit karbon yang kita serap dapat dijual, dan memberikan manfaat ekonomi bagi daerah,” tambah Gus Ipin.
Langkah ini tidak hanya menjadikan Trenggalek sebagai daerah yang berkontribusi positif dalam mengurangi emisi global, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui perdagangan karbon.
“Dengan demikian, Trenggalek tidak hanya berkontribusi dalam upaya global menekan emisi, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal melalui inovasi hijau,” pungkas Gus Ipin.
Komitmen Trenggalek dalam mencapai Net Zero Carbon tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga pada pemanfaatan potensi surplus karbon untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Langkah ini diharapkan bisa menginspirasi daerah lain untuk mengikuti jejaknya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat ekonomi berbasis ekosistem hijau.
“Oleh karena itu kita buat semacam Adipura di desa-desa. Jadi biar masyarakat berfikir ‘Oh enak ya cuma jaga lingkungan biar bersih terus dapat penghasilan’. Itu yang saat ini ingin saya sosialisasikan,” tuturnya.