Jakarta – Beraktivitas bersama dengan panasnya Kota Jakarta saja sudah terasa amat melelahkan, padahal suhu udara di Jakarta rata-rata mencapai 31 – 34°C. Apalagi beraktivitas di India, yang kini sedang diterjang gelombang panas yang membuat suhu udara disana mencapai 50°C. Bahkan banyak yang mengungkapkan istilah “neraka bocor” akibat panas yang sangatlah ekstrim.
Di bulan Maret – Juni memang India selalu terkena dampak heatwaves, namun kali ini sangatlah parah. Tahun ini India dilanda gelombang panas sejak Maret dan semakin parah di bulan Mei – Juni ini. Bahkan suhu di Ibu kota India, New Delhi mencapai 52,9°C minggu lalu, dan mencetak rekor sebagai suhu tertinggi yang pernah ada di negara tersebut. Menurut Dr. Krishna AchutaRao, Professor and Dean, Centre for Atmospheric Sciences, Indian Institute of Technology menyebutkan bahwa, “Kondisi gelombang panas yang meluas, berlangsung lama, dan intens di India serta banyak bagian lain dunia adalah hasil langsung dari perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca oleh manusia.” Sulit untuk melakukan tindakan pencegahan sekarang karena semua sudah terlambat.
Bahkan suhu di malam hari lebih panas daripada suhu rata-rata di Jakarta pada siang hari, yaitu 36ºC di beberapa lokasi di India. Suhu panas ini juga mempengaruhi aktivitas mereka, sekolah khususnya, yang ditutup karena anak-anak sangat rentan terkena heat-stroke. Untuk pekerjaan, tentu masih berjalan, banyak yang menggunakan penutup tubuh seperti payung, kain, dan pakaian berlengan panjang agar sinar matahari tak menusuk kulit.
Air yang mengalami kekeringan juga menjadi masalah baru. Mereka akan berebut mendapatkan air baik untuk mandi, minum, sampai membersihkan baju atau peralatan rumah mereka. Banyak juga yang menangkap momen orang-orang mengantre untuk mendapatkan air. Bahkan Pemerintah Kota New Delhi mulai membatasi pasokan air, karena memang ketinggian air di Sungai Yamun mulai alami penurunan akibat suhu panas.
Menurut laporan dari CNN World, panas ekstrim ini telah memakan 77 korban meninggal hanya dalam jangka waktu 10 hari. Termasuk di dalamnya petugas pemilu yang memang sedang bertugas, sebanyak 33 petugas pemilu meninggal dunia akibat panas. Sebagai informasi, India memang sedang menjalankan pemilu untuk memilih anggota-anggota parlemen mereka.
Tak hanya memakan korban meninggal, heatwaves juga menyebabkan penyakit heat-stroke. Heat stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika tubuh mengalami kenaikan suhu secara ekstrem. Menyebabkan sakit kepala ekstrim, kulit kering, kebingungan, hingga kehilangan kesadaran. Dilaporkan hampir 25.000 warga India harus mengalami heat-stroke.