Sulawesi Selatan – Dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat, Perpustakaan Nasional menargetkan 10 ribu perpustakaan pojok desa di seluruh Indonesia dengan satu perpustakaan pojok desa akan menerima 1.000 judul buku.
“Sebagian besar masyarakat hidup di desa, sementara orang-orang desa itu aksesnya terbatas, maka program inisiatif kami memfasilitasi perpustakaan pojok desa itu,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional Prof E Aminuddin Aziz, MA, Ph.D pada peringatan World Book Day yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar.
Dengan mencermati kondisi masyaraat pedesaan, terutama terbatasnya akses terhadap bahan bacaan berkualitas, pihaknya menginisiasi dan memfasilitasi program perpustakaan pojok desa yang saat ini buku-bukunya dalam tahap pencetakan. Apabila buku-buku tersebut sudah dicetak, secepatnya akan dikirim ke desa agar program percepatan literasi ini dengan sasaran untuk siswa PAUD dan Sekolah Dasar itu dapat segera terwujud.
“Program literasi ini sudah mendesak, tidak bisa menunggu lama. Khusus kegiatan literasi ini harus segera bertindak. Pelatihan-pelatihan para fasilitator sudah berlangsung dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda, mengatakan peranan perpustakaan dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berbasis pengetahuan sangat strategis. BI pun terus berupaya melakukan perbaikan layanan perpustakaan. Selain menambah koleksi buku, digitalisasi koleksi juga menjadi fokus dalam pengelolaannya. BI Sulawesi Selatan saat ini memiliki Perpustakaan Lontara yang sudah memiliki layanan buku digital dengan sekitar 6.400 koleksi.
“Bahkan BI Sulsel sudah memiliki layanan digital yang dapat diakses melalui www.lontaralibrary.com dan Bank Indonesia juga punya aplikasi idlibrary.com dengan e-book yang dapat diunduh gratis,” katanya.