Afganistan – Kepala kantor politik Taliban di Qatar, Suhail Shaheen, menyambut baik rencana Rusia untuk menghapus Taliban (di bawah sanksi PBB) dari daftar teroris. Hal itu disebut sebagai upaya politik yang nyata untuk mendukung kepentingan kedua negara.
“Kami menyambut baik usulan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman Rusia kepada Kremlin terkait penghapusan status organisasi teroris dari IEA,” kata Shaheen.
“Kami tidak pernah menjadi teroris, namun kami berjuang untuk pembebasan negara kami dari pendudukan asing. Ini adalah hak sah kami… Kami menghendaki hubungan yang positif dengan negara-negara tetangga, di kawasan, serta dunia. Kami berada di era baru setelah kemerdekaan Afghanistan, yang siap untuk terlibat di berbagai bidang,” lanjutnya.
Rusia sendiri masih mempertimbangkan keputusannya dengan melihat bagaimana Taliban memperlakukan warganya dan warga Rusia.
“Kami berpikir bahwa dominasi Taliban, kebangkitan de facto Taliban di Afghanistan dan mereka mengambil alih sebagian besar negara di bawah kendali mereka adalah proses yang telah dicapai secara de facto,” kata Juru Bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov.
Peskov mengungkapkan keinginan Rusia mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. Untuk itu, Rusia meminta adanya komunikasi dan pertukaran informasi antara kedua negara. Menariknya, pernyataan Peskov disampaikan tak lama setelah empat pesawat militer Rusia mengevakuasi warga Rusia dan warga negara lainnya dari Kabul pada Rabu (25/8) atas perintah Presiden Vladimir Putin.
Bila Rusia ingin “berdamai” dengan Taliban, Tajikistan justru menegaskan tidak akan mengakui pemerintah Taliban yang eksklusif.