Jakarta – Pemerintah berupaya menjadikan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi mercusuar bagi pembangunan nasional, salah satunya dalam hal transportasi. Berbagai layanan publik akan menggunakan teknologi terbaru dan ramah lingkungan. Salah satu alat transportai publik yang akan digunakan adalah taksi terbang.
Menurut Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Mohammed Ali Berawi, mengatakan pada bulan Juli mendatang akan ada uji coba taksi terbang yang dilakukan perusahaan raksasa asal Korea Selatan, Hyundai. Untuk itu, Hyundai sudah meminta izin kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk menggunakan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto sebagai lokasi uji coba.
“Bulan Juli, Hyundai akan ke dengan Pemkot Samarinda untuk menggunakan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto terkait proof of concept Taksi Terbang. Tahun kemarin kita sudah melakukan uji coba di bandara Budiarto Curug, nah itu taksi terbangnya China yang berkapasitas dua orang. Kalau yang akan diuji coba di Samarinda ini taksi terbangnya untuk lima orang, sehingga kapasitasnya lebih besar,” jelasnya.
Taksi terbang menggunakan teknologi baterai dan mampu mengudara hingga jarak 100 kilometer (km). Oleh karena itu, jika ingin melakukan penerbangan dari kota Balikpapan, Kalimantan Timur ke Palu, Sulawesi Tengah, masyarakat bisa melakukan perjalanan langsung tanpa transit.
Selain Hyundai, Boeing melalui anak perusahaannya Wisk juga bakal mengembangkan taksi terbang dengan platform drone.
“Ada juga Boeing Wisk dari Amerika Serikat yang juga mengembangkan taksi terbang dengan platform drone,” imbuhnya.
Meski begitu, ia mengingatkan transportasi taksi terbang masih dalam tahap pengembangan dan belum sampai komersialisasi. Pasalnya teknologi taksi terbang masih butuh pengembangan serta harus mempertimbangkan pemanfaatan ruang udara.
“Di Indonesia kita sudah membuat tim teknis antara Hyundai dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI, sehingga ke depannya kita dapat mengembangkan taksi terbang,” kata Ali.
Ali menambahkan bahwa Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) sudah dilakukan antara Hyundai dan PTDI. Melalui MoU ini, PTDI ini diharapkan bisa menerima transfer pengetahuan sehingga bisa mengembangkan taksi terbang ke depannya.