Iran – Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran telah merilis laporan penyelidikan yang dilakukan tim pencari fakta jatuhnya helikopter yang ditumpangi Presiden Ebrahim Raisi. Dari hasil penyelidikan awal, tidak ditemukan tanda-tanda adamya sabotase pada pesawat.
Laporan menyatakan helikopter yang naas itu sedang mengikuti rute yang direncanakan ketika jatuh di daerah pegunungan dan tidak ada penyimpangan. Helikopter kemudian mengalami kendala sehingga jatuh dan terbakar. Penyelidikan terhadap puing-puing tidak menemukan adanya tanda-tanda lubang peluru ataupun kerusakan akibat benda asing.
Setelah sempat dinyatakan hilang, drone Iran berhasil menemukan lokasi jatuhnya pesawat sekitar pukul 05:00 pagi (waktu setempat) pada hari Senin, dan tim pencari tiba tak lama setelahnya. Komunikasi sebelum kecelakaan antara pesawat dan pengawas darat berjalan normal, kata laporan penyelidikan investigasi.
Jenazah Ebrahim Raisi telah dikuburkan pada hari Kamis, 23 Mei 2024, di Kuil Imam Reza di Masyhad. Kuil ini adalah situs ziarah penting bagi Muslim Syiah, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Raisi adalah politisi terkemuka pertama di negara itu yang dimakamkan di kuil tersebut. Ayah mertuanya menjabat sebagai imam salat Jumat di kota itu.
Sebelum kematiannya, Raisi disebut-sebut sebagai calon penerus pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei yang telah berusia 85 tahun. Setelah kecelakaan tragis yang dialami Raisi, posisi Presiden Iran untuk sementara dijabat oleh Mohammad Mokhber. Rencananya, Iran akan menggelar pemilihan presiden pada tanggal 28 Juni. Namun sampai saat ini, belum ada sosok yang menjadi kandidat kuat. Terutama dari komunitas ulama syiah.